Dato Sri Tahir merupakan pebisnis sukses yang lebih dikenal akan kegiatan amalnya. Terkenal sebagai filantropis, Dato Sri Tahir merupakan miliarder pertama Indonesia yang masuk dalam Bill & Melinda Gates Foundation. Bersama organisasi nirlaba buatan Bill Gates tersebut, US$75 juta disumbangkan untuk The Global Fund guna melawan TBC, HIV, dan Malaria di Indonesia.

Di balik sikap dermawannya, Dato Sri Tahir merupakan sosok yang sangat menjunjung tinggi pendidikan. Usai lulus dari SMA Kristen Petra Kalianyar Surabaya, Bos Mayapada tersebut sempat bercita-cita menjadi dokter. Akan tetapi, kondisi ayahnya yang sedang sakit keras saat itu membuat Tahir muda harus berhenti kuliah dan melanjutkan bisnis ayahnya di Surabaya.

Baca Juga: Cerita Dato Sri Tahir Awal Pertama Kali Kolaborasi dengan Bill Gates, Sempat Salah Sebut Nominal

Meski begitu, pendiri Tahir Foundation ini akhirnya mendapat beasiswa di sekolah bisnis di Nanyang Technological University, Singapura. Dari sanalah, insting berbisnis Tahir makin terasah. Tercatat, Tahir rutin membeli pakaian wanita dan sepeda dari pusat perbelanjaan di Singapura untuk dijual kembali ke Indonesia. Dari sinilah, ia mendapatkan ide untuk mengapitalisasi produk impor guna membantu biaya sekolahnya.

Dato Sri Tahir kembali bersekolah di umur 35 tahun dengan menyelesaikan pendidikan keuangan di Golden Gates University, Amerika Serikat. Sementara itu, suami Rosy Riady ini mendapatkan gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2016 lalu. Dalam sebuah kesempatan, Dato Sri Tahir menceritakan kisahnya saat mengikuti ujian S3 di UGM.

“Ujian S3 di UGM tersedia dalam bentuk ujian tertutup atau ujian terbuka. Sebetulnya, ujian tertutup untuk S3 sudah cukup, tapi saya minta yang terbuka juga. Waktu ujian tertutup, Rektor UGM saat itu, Prof. Panut, menjenguk saya dan di luar bilang begini ke dosen-dosen yang hadir, 'Ini yang di dalam ini, Pak Tahir yang nguji profesornyan? Atau Profesor yang menguji Pak Tahir?'," kenangnya.

Lebih lanjut, Dato Sri Tahir juga mengenang saat dirinya mendapat penghargaan bidang pendidikan yang diberikan langsung oleh Perdana Menteri Singapura saat itu, Lee Kuan Yew, di tahun 2011. Tak hanya itu, Tahir juga memperoleh gelar Chancellor's Citation dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat.

"Outstanding saya pikir. Saya sudah terima dari Lee Kuan Yew sendiri yang sekarang sudah meninggal. Sementara di UC Berkeley, saya dapat honored tertinggi, Chancellor's Citation, karena sebagai public school, Berkeley tidak boleh memberi doktor kehormatan. Di Amerika, hanya private school yang boleh memberi gelar doktor kehormatan," tuturnya, dikutip Senin (22/4/2024).

Tak hanya itu, Tahir juga tercatat sebagai Majelis Wali Amanat, organ pengawas perguruan tinggi, untuk University of California, Berkeley dan Universitas Pancasila. Dia merupakan orang Asia pertama yang menjadi anggota Wali Amanat University of California (UC) Berkeley, AS. Pada tahun 2017, Tahir juga menjadi anggota Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada (UGM).