Menjadi pengusaha sukses tak selalu ditentukan oleh seberapa besar modal uang yang dimiliki. Modal utama yang menjadi penentu kesuksesan seorang pengusaha justru terletak pada dua hal mendasar, yakni kemauan dan kemampuan.
Sebagaimana disampaikan oleh Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla, yang menekankan pentingnya dua aspek tersebut dalam dunia usaha.
Ia bahkan mencontohkan Haji Isam, pengusaha asal Kalimantan Selatan, sebagai sosok nyata yang membuktikan bahwa tekad dan kerja keras mampu membawa seseorang menuju puncak kesuksesan.
“Haji Isam yang terkenal, orang Boni yang di Kalimantan, dia mulai dari sopir truk, tamatan SMP. Jadi, sekolah itu formalitas, tapi yang resmi adalah skill, kemampuan bekerja, dan kemauan yang kuat untuk bekerja,” ujar Jusuf Kalla seperti Olenka kutip, Rabu (9/7/2025).
Baca Juga: Wisdom Jusuf Kalla: Jangan Remehkan Memulai Bisnis dari Hal Kecil
Menurut Jusuf Kalla, sosok Haji Isam menjadi bukti bahwa gelar akademis bukan penentu utama dalam dunia usaha. Ia menegaskan bahwa kemauan dan kecakapan kerja jauh lebih penting dibanding sekadar ijazah.
“Bukan gelar, bukan ijazah yang penting lagi, tapi skill anda, kemampuan anda yang penting,” tutur Jusuf Kalla.
“Karena di dunia usaha, ijasa tidak ada artinya, yang ada artinya adalah kemampuan, semangat, dan kemauan yang keras,” imbuhnya.
Untuk itu, ia mendorong generasi muda yang ingin terjun ke dunia usaha agar membekali diri dengan keterampilan dan tekad kuat untuk terus belajar dan bekerja keras.
Haji Isam memulai bisnisnya karena perkenalannya dengan seorang penambang batu bara lokal bernama Johan Maulana pada 2001. Selama dua tahun, Haji Isam belajar langsung dari Johan tentang cara mengelola pertambangan.
Baca Juga: Kisah Hidup Jusuf Kalla, Mulai dari Pebisnis hingga Politikus Tanah Air
Haji Isam pun mulai mengambil langkah besar dengan menjadi kontraktor pelaksana di PT Arutmin Indonesia melalui CV Jhonlin Baratama, yang kemudian bertransformasi menjadi PT Jhonlin Baratama.
Seiring waktu, ia membangun gurita bisnis di bawah bendera Jhonlin Group yang kini membawahi sekitar 60 perusahaan, mencakup sektor pertambangan batu bara, penerbangan (Jhonlin Air Transport), perkapalan (Jhonlin Marine), agrobisnis (Jhonlin Agromandiri), kehutanan, gula, minyak, hingga energi terbarukan lewat pabrik biodiesel.