Kuntoro Boga Andri baru saja diangkat menjadi Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan, 17 Juli 2024 lalu. Boga sempat menjabat sebagai Kepala Humas Biro di Kementerian Pertanian. Saat menjabat sebagai Kabiro Humas, Boga bersama tim harus menghadapi badai kala Kementan diterjang krisis komunikasi.
Kepada tim Olenka, alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) ini mengungkap sejumlah strategi yang dilakukan bersama tim untuk memperbaiki kondisi atas krisis komunikasi yang terjadi di Kementerian Pertanian. Berbagai terobosan, perbaikan, hingga inovasi pun dilakukan selama beberapa tahun terakhir di Kehumasan Kementerian Pertanian.
“Menurut saya, paling penting adalah bagaimana mensinergikan isu-isu yang sangat banyak di masing-masing sektor, di masing-masing unit kerja, eselon 1, eselon 2, maupun pelaksana teknis di lapangan menjadi satu isu yang kuat di Kementerian Pertanian,” ujar Boga kepada Olenka, Kamis (1/8/2024).
Baca Juga: Pentingnya Pemanfaatan Bioteknologi Modern di Tengah Ancaman Krisis Pangan
Strategi pertama yang dilakukan adalah menghadirkan Suara Kementan, di mana menjadi salah satu upaya satu pintu data dan informasi Kementerian Pertanian. Tidak ada isu sektoral yang dibahas, selain isu di Kementerian Pertanian.
“Suara Kementan, satu humas, satu isu, satu Kementerian Pertanian. Jadi, tidak ada isu yang sektoral, semuanya adalah isu di Kementerian Pertanian dan kita saling mendukung dan itu inovasi yang menurut Saya harus dikembangkan. Karena tidak mudah untuk mengimplementasikannya,” tutur Boga.
Selain itu, Boga juga melakukan perbaikan terhadap internal struktur Kehumasan Kementan, terutama pada pengelolaan informasi publik. Berkat langkah yang diambil, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kementan berhasil menjadi PPID Kementerian terbaik di indonesia selama empat tahun terakhir.
“Jadi, kami mendapatkan penghargaan sebagai PPID terbaik peringkat satu dari komisi informasi pusat dan inovasi itu tentu melakukan perbaikan di internal pengelolaan informasi dokumentasi publik yang dilakukan oleh bukan hanya PPD utama tetapi juga PPD pelaksana di seluruh jajaran Kementan dari level pusat sampai level daerah, dari eselon 1 sampai UPT Pelaksana Teknis di Kementan,” jelas Boga.
Saat menghadapi krisis komunikasi di Kementerian Pertanian, Boga tak memungkiri akan adanya kerja sama tim yang saling mendukung.
Bukan hanya itu, pengalaman profesional yang dimiliki para tim juga sangat membantu Kehumasan Kementan dalam menangani krisis komunikasi, isu-isu publik, hingga pertanyaan terkait dengan teknis.
“Bisa kita tangani secara baik dengan supporting dari struktur kehumasan maupun dari internal Kementan yang terdiri dari banyak sekali unit. Selama ini terjalin komunikasi yang baik untuk mendukung humas khususnya di Kementerian Pertanian,” aku Boga.
Meskipun tak memiliki latar belakang sebagai humas, berkat kerja sama tim yang baik sangat membantu Boga dalam menangani segala permasalahan hingga divisi humas di Kementerian Pertanian berhasil mendapatkan sejumlah penghargaan.
“Memang kehumasan itu bekerja secara tim. Jadi, kami mengkoordinir humas meskipun latar belakang saya bukan humas tetapi dengan teman-teman profesional di kehumasan Kementan, saya pikir kinerja kehumasan di Kementan sudah cukup dianggap baik dan banyak mendapatkan penghargaan dari internal maupun eksternal,” tandasnya.