Wakil Ketua Komisi VI DPR Andre Rosiade ikut meminta publik untuk tidak lagi memperdebatkan masalah utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh dan harus diakhiri.

Bukan tanpa sebab, pintanya tersebut muncul usai aksi Presiden Prabowo Subianto yang akan mengambil alih tanggung jawab utang Whoosh dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Baca Juga: Pemerintah Pastikan Akan Bayar Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh

Baca Juga: Perintah Prabowo: Purbaya Ikut Putar Otak Bayar Utang Whoosh

"Saya rasa polemik ini sudah selesai. Kami di Komisi VI mendukung penuh langkah yang disampaikan oleh Presiden Prabowo," ujarnya kepada wartawan, Jumat (7/11/2025).

Lebih lanjut, pihaknya akan mendukung pemerintah untuk memperpanjang rute kereta cepat dari Jakarta hingga ke Surabaya.

Menurutnya, hal tersebut terikat dengan minat masyarakat akan layanan transportasi cepat yang sangat tinggi. "Masyarakat memang berharap jangan sampai berhenti di Bandung saja. Kalau bisa lanjut sampai Surabaya, bahkan sampai ujung Jawa. Karena memang animo masyarakat tinggi," tambah dia.

Diketahui, proyek Kereta Cepat Whoosh dibangun sejak 2016 dan mulai beroperasi pada 2 Oktober 2023. Proyek ini menelan biaya sekitar USD 7,22 miliar atau setara Rp116 triliun, meningkat dari rencana awal USD 6,02 miliar akibat pembengkakan biaya atau cost overrun. Sekitar 75 persen dari total pendanaan berasal dari pinjaman China Development Bank, sementara sisanya ditanggung konsorsium BUMN Indonesia melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

Dengan bunga pinjaman 2 hingga 3,4 persen per tahun, beban bunga yang harus dibayar pemerintah mencapai sekitar Rp2 triliun setiap tahun. Pemerintahan Prabowo memastikan kewajiban tersebut akan dibayar secara bertahap dengan skema yang tidak mengganggu stabilitas fiskal.