Rasa haus yang berlebih dan tidak kunjung hilang, cepat merasa lapar, dan terlalu sering bolak-balik buang air kecil di malam hari adalah hal hal yang dianggap biasa terjadi. Padahal fakta tersebut menurut dokter spesialis penyakit dalam, dr. Cynthia Tejasaputra, Sp.PD, tiga tanda ini bisa menunjukkan gejala awal munculnya diabetes melitus. Banyak orang sering kali baru menyadari kondisi mereka ketika komplikasi sudah terjadi dan pada tahap itu pengobatan lanjutan biasanya menjadi lebih sulit.
Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang muncul ketika kadar gula darah terus meningkat. Kondisi ini terjadi karena tubuh tidak cukup memproduksi insulin atau pada kasus tertentu insulin dalam tubuh tidak bekerja dengan baik. Insulin sendiri merupakan hormon yang dihasilkan oleh pankreas dan berfungsi mengatur gula darah pada tubuh agar tetap berada pada batas aman. Jika hormon ini terganggu produksinya, gula yang seharusnya diubah menjadi energi akan menumpuk di dalam darah.
Dr. Cynthia menyebutkan bahwa gejala 3P. Polidipsi atau mudah haus, polifagi atau mudah lapar, dan poliuri atau sering buang air kecil. Banyak pasien tidak lagi merasakan tanda-tanda awal ini ketika datang berobat karena mereka sudah mengalami keluhan lain yang muncul akibat komplikasi. Bahkan sebagian penderita mulai merasakan berat badan turun tanpa alasan yang jelas, kesemutan tidak wajar, kebas pada kaki dan tangan, luka yang sulit sembuh, atau gangguan fungsi seksual pada pria.
Dalam penjelasan lebih lanjutnya, dr. Cynthia menekankan bahwa diabetes bisa menyerang pembuluh darah besar dan kecil. Kerusakan pada pembuluh darah besar ini seringnya berakhir pada stroke, serangan jantung, atau gangguan aliran darah ke tungkai yang ujungnya membuat luka sulit sembuh. Sementara itu, kerusakan pada pembuluh darah kecil menyebabkan gangguan penglihatan, kerusakan saraf, serta gangguan ginjal yang ditandai dengan urin berbusa. Temuan medis ini sejalan dengan penjelasan lembaga seperti Centers for Disease Control (CDC) dan World Health Organization (WHO) yang menyebut diabetes sebagai salah satu pemicu utama kerusakan organ jangka panjang.
Baca Juga: NAPAS Foundation Ingatkan Bahaya PM 2.5, Polusi Tak Kasatmata yang Mengancam Kesehatan
Memang terdengar menakutkan, diabetes adalah kondisi yang dapat dikendalikan. Dokter spesialis penyakit dalam ini menjelaskan lima hal dasar dan sederhana yang perlu dilakukan. Pasien perlu memahami edukasi yang diberikan tenaga medis, menjaga pola makan, rutin bergerak, mengkonsumsi obat sesuai saran dokter, dan memantau gula darah secara teratur dan rutin. Pola makan yang dianjurkan sperti memilih sumber makanan yang tidak menaikkan gula darah secara cepat serta mengatur porsi dan jadwal makan. Aktivitas fisik ringan sampai sedang yang dilakukan tiga sampai lima kali seminggu juga dibutuhkan untuk membantu tubuh memanfaatkan gula sebagai energi.
Banyak pedoman internasional termasuk yang dikeluarkan oleh American Diabetes Association menunjukkan bahwa perubahan pola hidup adalah fondasi utama pengendalian diabetes. Obat dan insulin tentu tetap dibutuhkan, tetapi keberhasilan dari pengendalian jangka panjang ini sangat dipengaruhi kebiasaan sehari-hari.
Dr. Cynthia juga mengingatkan lagi bahwa diabetes sering datang tanpa gejala sehingga pemeriksaan rutin menjadi cara terbaik untuk mengetahui kondisi tubuh sedini mungkin. Walaupun tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, diabetes dapat dikontrol sehingga komplikasi lebih lanjutnya dapat dicegah. Masyarakat yang memiliki keluhan atau ingin berkonsultasi dianjurkan datang ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.