Perusahaan Gudang Garam yang berdiri sejak tahun 1958 didirikan oleh Surya Wonowidjojo. Di bawah kendalinya, Gudang Garam mencetak sukses besar dan menjadi salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Setelah kepemimpinan Surya Wonowidjojo, Gudang Garam sempat dipimpin oleh Rachman Halim selaku anak sulung sebelum diteruskan kepada adiknya yang bernama Susilo Wonowidjojo.

Generasi Kedua

Rachman Halim alias Tjoa To Hing lahir di Kediri pada 30 Juli 1947. Sebagai pewaris perusahaan keluarga, Rachman mulai terjun ke dunia bisnis rokok pada tahun 1969. Pada awalnya, dia disuruh mengawasi perluasan pabrik, lalu diajak melihat pencampuran saus, kemudian diajarkan bagaimana membedakan rasa rokok.

Baca Juga: Kisah Surya Wonowidjojo Dirikan Gudang Garam, Terinspirasi Sebuah Mimpi

Baru di tahun 1984, Rachman Halim menduduki posisi Direktur Utama (Dirut) Gudang Garam. Setahun setelahnya, tepatnya di tanggal 29 Agustus 1985, sang ayah Surya Wonowidjojo meninggal dunia. Sementara itu, Rachman memutuskan untuk melepas jabatan Dirut Gudang Garam kepada adiknya, Susilo Wonowidjojo, pada tahun 2000 dan menduduki posisi sebagai Presiden Komisaris Gudang Garam.

Sepak Terjang Rachman Halim

Saat memimpin Gudang Garam, Rachman Halim berhasil membawa perusahaannya untuk melakukan IPO di tahun 1990. Dengan begitu, perusahaan tersebut resmi menjadi perusahaan terbuka dengan kode emiten terdaftar GGRM.

Di tahun 1991, Gudang Garam mengembangkan usaha di bidang kertas industri lewat PT Surya Pamenang yang berkedudukan di Kediri. Pembangunan PT Surya Pamenang bertujuan untuk menjamin kesinambungan bahan pasok pengepakan yang sebelumnya dipenuhi lewat impor.

Pemimpin yang Dicintai

Setelah perayaan ke-50 Gudang Garam pada 25 Juni 2008, Rachman Halim yang saat itu menjabat sebagai Presiden Komisaris Gudang Garam dikabarkan meninggal dunia di usianya yang ke-61 tahun pada pada 27 Juli 2008. Dia meninggal dunia di Mount Elizabeth Hospital, Singapura akibat penyakit jantung.

Kabar yang mendadak tersebut sontak membuat banyak pihak terkejut dan sedih. Terutama, para pekerja Gudang Garam di Kediri yang menaruh hormat kepadanya. Rachman dikenal sebagai sosok yang membumi (low profile) sehingga dikagumi oleh bawahannya.

Saat perayaan ke-50 Gudang Garam, beberapa hari sebelum kepulangannya, Rachman masih sempat memberikan 11 kunci rumah kepada para karyawan yang dinilainya sudah cukup lama mengabdi sebagai bentuk apresiasi. Perusahaanya juga tengah membangun sebuah gedung megah di Jalan Mayor Bismo yang akan menjadi kantor pusat administrasi PT Gudang Garam.

Tidak hanya itu, Rachman juga mendirikan gedung dengan arsitektur multietnis yang dinamakan dengan Sasana Kridha Surya Kencana. Dua bangunan tersebut menjadi simbol semangat Rachman untuk terus mengembangkan bisnis keluarganya di masa-masa terakhirnya.