Diketahui, saat itu keluarga Mochtar Riady menganut agama Buddha. Sebelumnya, keluarga sang istri pun meminta Tahir untuk berpindah agama menjadi Buddha, dan menikah dengan mengikuti tradisi Buddha. Namun, saat itu Tahir berpegang teguh pada keyakinannya sendiri.
“Ini bukan tentang meremehkan agama lain selain agama saya. Namun, saya percaya kepada Yesus sejak kecil, dan saya tidak dapat mengubahnya dengan alasan apa pun. Saya tidak akan pernah meninggalkan iman saya,” tutur Tahir seraya menirukan ucapannya dulu kepada Mochtar Riady.
Dikatakan Tahir, saat itu Mochtar Riady tercengang dengan ucapannya. Namun, ia pun ternyata setuju untuk tidak memaksa Tahir pindah agama sesuai dengan yang dianutnya.
Dan kata Tahir, saat itu justru Rosy Riady lah yang memutuskan untuk mengikuti agamanya. Ya, Rosy pun berganti keyakinan mengikuti Tahir menjadi penganut Kristen.
Baca Juga: Cerita Kencan Pertama Dato Sri Tahir dan Rosy Riady: Momen yang Penuh Kekakuan, Namun Membahagiakan
Insiden Kecil Pasca-Menikah
Namun, lanjut Tahir, sebuah insiden kecil terjadi setelah upacara pernikahannya yang menyebabkan efek tidak menyenangkan. Ia dan Rosy dipanggil ke rumah sang mertua untuk melakukan sebuah tradisi.
“Ketika kami tiba di sana, kami berdua diharuskan membungkuk di hadapan patung Buddha. Sekali lagi, ini bukan tentang saya meremehkan agama lain. Tetapi, bayangkan saja ketidakmungkinan saya untuk melakukan ritual tersebut,” tutur Tahir.
“Kekristenan saya sangat kokoh, saya mengalami masa-masa sulit sejak kecil dengan iman Kristen saya dan keluarga. Bagaimana saya bisa diharapkan untuk mengkompromikan iman saya ini?,” sambung Tahir.
Tahir pun mengatakan, saat itu dia menolak ritual yang diminta sang mertua. Meskipun kata Tahir, saat itu beberapa orang berteriak meminta dia membungkuk di hadapan patung Buddha. Tahir tak gentar. Dia tidak menuruti permintaan tersebut.
“Kepala saya tetap tegak, saya pun tidak membungkuk. Meski beberapa orang menyuruh saya untuk menundukan kepala. Saya tetap teguh dengan kepala tegak. Leher saya tetap kaku tak tergoyahkan,” papar Tahir.
Sekilas kata Tahir, saat itu ia melihat ekspresi wajah sang mertua dan beberapa orang-orang di rumah itu tidak mengenakkan. Tahir pun sadar, orang-orang di rumah itu pasti bingung akan sifat keras kepalanya tersebut. Ia pun menilai, kejadian tersebut bisa menjadi fenomena yang benar-benar baru bagi keluarga dan kerabat Mochtar Riady lainnya.
“Mungkin ini pertama kalinya keluarga Pak Mochtar mengetahui kalau saya menantu yang durhaka,” tandas Tahir.
Baca Juga: Kisah Pertemuan Dato Sri Tahir dengan Mu’min Ali: Pengaturan Tak Terduga yang Berujung Perjodohan