Menjadi sosok orang terkaya kini tidak hanya bisa diduduki oleh laki-laki, melainkan perempuan. Dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia, terdapat 4 nama srikandi atau perempuan terkaya yang punya harta kekayaan mentereng dari sekian bisnis yang dijalaninya.
Dengan jumlah tersebut, bisa dikatakan jika persentase jumlah perempuan di daftar 50 orang terkaya Indonesia hanya 8 persen saja.
Keempat perempuan terkaya ini tidak hanya sukses menjalankan bisnis, namun para perempuan ini juga bisa menjadi inspirasi perempuan-perempuan lain untuk berani menjadi womanpreneur.
Dan, berikut 4 perempuan Indonesia terkaya yang masuk dalam daftar “Indonesia’s 50 Richest” versi Forbes. Kira-kira siapa saja?
Dewi Kam
Per Desember 2024 lalu, Dewi Kam tercatat sebagai wanita terkaya di Indonesia versi Forbes Indonesia's 50 Richest. Ia menempati urutan ke-10 orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan U$4,8 miliar atau setara Rp76,9 triliun (kurs Rp16.023 per dolar AS).
Dibanding pengusaha lain yang sering berseliweran dan kerap jadi sorotan media, Dewi Kam tidak demikian. Tak banyak yang mengetahui kehidupannya sebagai pengusaha, apalagi kehidupan pribadinya.
Namun, beberapa sumber menyebutkan bahwa kekayaan wanita berusia 74 tahun tersebut sebagian besar berasal dari kepemilikan saham di perusahaan tambang batu bara Bayan Resources dan sejumlah perusahaan tambang lainnya.
Dewi Kam juga diketahui memiliki bisnis lain dalam pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik. Ia diketahui memiliki 91% saham dari PT Sumbergas Sakti Prima. Adapun, perusahaan ini menjadi pengembang di sejumlah proyek pembangkit listrik di Indonesia.
Dia terlibat dalam proyek PLTU Jeneponto, Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Dewi Kam terlibat dalam proyek PLTU Jeneponto lewat PT Sumber Energi Sakti Prima yang bekerja sama dengan PT Bosowa Energi.
Dikutip dari Bisnis.com, menurut ICW, Dewi Kam juga menjadi pemilik PT Sumber Gas Sakti Prima. Ia diketahui punya 91% saham bersama dengan Richard Jasin. Dewi Kam juga pemegang saham Birken Universal Corporation dan Direktur Savill Universal Ltd yang berlokasi di British Virgin Island, serta pemegang saham Overseas Finance Ltd yang ada di Samoa.
Bersama dengan Mohamad Abdullah Jasin, Dewi Kam terafiliasi dengan dua perusahaan yang berdomisili di British Virgin Islands dan Samoa. Dewi tercatat sebagai pemegang saham Birken Universal Corporation dan Direktur Savill Universal Ltd yang berlokasi di British Virgin Islands, dan pemegang saham Overseas Finance Ltd yang bertempat di Samoa.
Dewi Kam juga diketahui sebagai nominee director Execorp Limited, dan nominee Shareholder Portcullis Nominees (BV) Limited, dan Sharecorp Limited.
Tak hanya itu, Dewi Kam diketahui mempunyai saham sekitar 10 persen di perusahaan Bayan Resources. Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara itu dimiliki oleh salah satu orang terkaya di Indonesia, Low Tuck Kwong.
Baca Juga: Akhir Tahun 2024, 10 Pengusaha Kakap Ini Masih Jadi Top Orang Terkaya di Dunia, Siapa Saja?
Arini Subianto
Arini Subianto bertengger di urutan ke-29 dari daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes per Desember 2024 lalu, dengan kekayaan U$2 miliar atau setara Rp32 triliun. Dengan kekayaannya itu, Arini pun jadi perempuan kedua terkaya di Indonesia, setelah Dewi Kam.
Sosok Arini Subianto menarik untuk diketahui karena keberhasilannya memimpin bisnis di berbagai sektor. Putri sulung mendiang taipan Benny Subianto ini menjadi penerus kerajaan bisnis keluarganya setelah sang ayah wafat pada Januari 2017.
Sebagai informasi, mendiang Benny Subianto merupakan salah satu juru kunci keberhasilan PT. Astra International Tbk (Astra Group), dan sempat berada di urutan 33 dari 50 orang terkaya di Indonesia pada 2016.
Sebelumnya, di tahun 1998, perempuan yang memiliki nama lengkap Arini Saraswati Subianto ini memulai karier dengan mendirikan toko souvenir di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Bisnis itu kemudian dikembangkan dengan toko buku Aksara yang didirikan oleh teman sekolah menengahnya Winfred Hutabarat.
Toko buku Aksara bahkan pernah punya beberapa gerai di mal dan kawasan premium, seperti Cilandak Town Square (Citos), Pacific Place (PP), dan Kemang. Sayangnya, perlahan mulai dari 2018, toko buku Aksara menutup seluruh outlet yang ada di pusat perbelanjaan atau mall, antara lain di Cilandak Town Square dan Pacific Place.
Kemudian, sepeninggal sang ayah, Arini menjabat sebagai Direktur Utama Persada Capital Investama, yang merupakan perusahaan. Arini pun mengawasi investasi Persada di berbagai bidang mulai dari produk pengolahan kayu dan kelapa sawit hingga pengolah karet dan batu bara.
Persada juga memperluas portofolionya ke layanan kesehatan dengan mendirikan Rumah Sakit Persada di Malang, Jawa Timur sembari menjabat sebagai Komisaris di Adaro Energy, raksasa pertambangan dan batubara di Indonesia.
Selain memimpin Persada Capital Investama, sosok Arini Subianto juga memegang berbagai posisi penting di perusahaan-perusahaan terkemuka. Seperti, Komisaris PT Adaro Strategic Investment, Komisaris PT Adaro Strategic Lestari, Komisaris PT Adaro Strategic Capital, Komisaris PT Nuansa Nirmana Artistika, Komisaris PT Casa Maha Rasa, Komisaris PT Dharma Satya Nusantara Tbk, Komisaris PT Suralaya Anindita International, Direktur PT Panaksara, Presiden Direktur PT Pandu Alam Persada, dan Presiden Komisaris PT Anugrah Kirana Sarana.