Pulau Bali kembali menjadi titik temu dua dunia kuliner yang berbeda namun berpadu dalam satu filosofi yang sama: kemurnian, keseimbangan, dan rasa hormat pada alam.

Melalui kampanye evian Chef Series, evian mengangkat kisah dua sosok chef ternama yang berkarya di Bali, yakni Chef Syrco Bakker, Chef Owner Syrco BASÈ, dan Chef Will Goldfarb, Founder sekaligus Chef di Room4Dessert.

Keduanya hadir membawa perspektif unik tentang bagaimana makanan bukan hanya soal rasa, melainkan juga tentang asal-usul bahan, budaya, keberlanjutan, dan emosi yang menyertainya.

Chef Syrco Bakker melihat Bali sebagai ruang untuk mengekspresikan perjalanan panjangnya di dunia kuliner, sekaligus sebagai fase pembaruan dalam hidupnya. Ia menyebut kolaborasi ini sebagai cara untuk memperkenalkan identitas dan nilai yang ia bawa sejak lama.

“Melalui kolaborasi ini, saya ingin menunjukkan dari mana saya berasal, apa yang telah saya lakukan di Belanda, dan apa yang ingin saya tampilkan di sini. Saat ini saya juga berada dalam fase pembaruan kreativitas, tanpa harus meninggalkan nilai-nilai yang telah lama saya adopsi,” tutur Chef Syrco, dikutip Selasa (2/12/2025).

Sementara itu, Chef Will Goldfarb memaknai kolaborasi ini sebagai perayaan atas perjalanannya di Bali, tempat ia membangun komunitas sekaligus menemukan makna baru dalam berkarya.

“Bersama kampanye ini saya ingin merayakan keberadaan saya di Bali, komunitas yang berhasil saya bangun, efek positif setiap makanan yang kita konsumsi, dan rasa hormat saya pada kearifan lokal,” ungkapnya.

Meski datang dari latar belakang yang berbeda, dimana Chef Will dikenal lewat inovasi pastry modern dengan pengaruh global, sementara Chef Syrco mengolah warisan rasa Indonesia dengan teknik Eropa, keduanya memiliki pandangan yang sejalan tentang keseimbangan.

Bagi mereka, harmoni dalam sebuah hidangan tidak hanya soal asin, manis, atau asam, tetapi juga tentang tujuan, rasa hormat terhadap bahan, dan emosi yang ingin disampaikan kepada tamu.

Hal itu tergambar dalam karya-karya yang mereka sajikan. Chef Will menghadirkan hidangan penutup yang memadukan kue kelapa kukus, susu sereal berbahan telengis, dan sentuhan bunga segar yang aman dikonsumsi, menciptakan pengalaman rasa yang lembut namun berlapis. Baginya, setiap sajian adalah upaya menghadirkan kebahagiaan.

“Saya selalu ingin menghadirkan masakan yang istimewa. Bagi kami, kunci untuk ini adalah tetap rendah hati dan tidak berhenti untuk belajar. Kami ingin selalu memberikan kebahagiaan bagi orang lain," papar Chef Will.

"Melalui setiap kue kering dan es krim yang disajikan di restoran, kami ingin memberikan pengalaman terbaik bagi para tamu. Setiap hari kami bangun dengan semangat untuk membahagiakan para tamu saat mencoba makanan penutup yang kami sajikan,” lanjut Chef Will.

Ia juga mengungkap kekagumannya pada makanan penutup berbahan santan bakar karya Chef Jero Yudi dari Desa Les, yang menurutnya menghadirkan kedalaman rasa yang sangat khas.

Di sisi lain, Chef Syrco mengeksplorasi kekayaan laut dan rempah Indonesia melalui sajian seperti tuna asap yang dipadukan dengan perut ikan pedang yang dimarinasi citrus dan dibumbui andaliman dari Sumatra.

Ia dikenal sebagai chef yang sangat dekat dengan para produsen, petani, dan nelayan. Bahkan, ia kerap mengundang mereka langsung ke restorannya agar dapat merasakan bagaimana hasil bumi mereka diolah hingga menjadi hidangan.

“Bagi saya ada tiga hal yang sangat penting yaitu asal, alam, dan transparansi. Kami selalu ingin tahu dari mana setiap produk berasal, perjalanannya hingga mencapai dapur restoran, dan siapa sosok di baliknya. Pada dasarnya, bahan masakan yang mungkin terasa biasa bagi masyarakat Indonesia, sesungguhnya sangat istimewa di mata dunia,” jelasnya.

Kecintaan mereka terhadap bahan lokal pun terwujud dalam pilihan rasa yang khas. Chef Will memiliki ketertarikan besar pada kelapa dan pala yang mampu menghadirkan spektrum rasa unik dan hangat, sementara Chef Syrco mengandalkan kecombrang yang memberinya karakter asam segar yang hidup di banyak masakan.

Bagi keduanya, keberlanjutan bukanlah sekadar konsep, melainkan bagian dari praktik sehari-hari di dapur. Chef Syrco memandang keberlanjutan sebagai sesuatu yang seharusnya berjalan secara alami.

“Keberlanjutan tidak harus terus menerus dibicarakan, karena seharusnya jadi sesuatu hal yang normal. Jadi tahun ini kami akan berfokus pada produk lokal, dan ingin memberikan ruang lebih bagi para produsen lokal,” ujarnya.

Sementara itu, Chef Will melihat keberlanjutan sebagai bentuk penghormatan pada lingkungan, tanah, masyarakat, dan tradisi yang telah ada sejak lama. Meski pendekatan mereka berbeda, tujuan yang mereka pegang tetap sama, yakni mengangkat budaya lokal melalui rasa hormat, kreativitas, dan niat yang tulus.

Baca Juga: AQUVIVA Gandeng Plasticpay Hadirkan Mesin Penukar Botol Plastik di FamilyMart Cilandak KKO