Sementara itu, Anita Sabidi, advokat pasien mengatakan, penanganan diabetes dapat menjadi beban bagi penyandang diabetes karena mereka harus mencatat semua data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan terapi.

“Dengan solusi digital seperti aplikasi manajemen diabetes, nilai glukosa darah dapat dipantau dengan mudah untuk meringankan beban pengumpulan dan analisis beberapa titik data, dan membantu berkontribusi pada peningkatan manajemen diabetes,” tutur Anita.

Bryan Koh, Cluster Head of Asia Emerging Markets at Roche Diabetes Care mengatakan, Indonesia saat ini sedang bergulat dengan meningkatnya prevalensi diabetes, ditambah dengan beragamnya aksesibilitas layanan kesehatan dan kesenjangan gaya hidup. Pemantauan gula darah yang terstruktur sangat penting dalam manajemen diabetes, namun mengumpulkan dan mengelola data ini dapat menjadi hal yang menakutkan bagi penyandang diabetes.

“Di Roche, kami bertujuan untuk memberikan solusi yang berpusat pada pasien untuk memberdayakan individu-individu ini dalam mengelola kondisi mereka, merasakan kesembuhan yang sesungguhnya, dan menjalani kehidupan yang normal dan sehat. Dengan menggabungkan teknologi dan pemahaman mendalam tentang tantangan yang dihadapi penyandang diabetes, kami berupaya memungkinkan mereka menavigasi kompleksitas pengelolaan diabetes sehari-hari dengan percaya diri,” jelas Bryan Koh.

Setelah kamp manajemen diabetes, program pendampingan dukungan sejawat diabetes yang akan berlangsung hingga Mei 2024.

Baca Juga: MSIG Life Bayarkan Klaim Kesehatan dan Meninggal Dunia Lebih dari Rp608 Miliar pada Tahun 2023