Akademisi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali menegaskan pentingnya peran kesulitan dalam membentuk karakter tangguh generasi muda. Ia mengajak anak-anak muda untuk tidak takut menghadapi tantangan hidup dan mengingatkan para orang tua agar tidak terlalu melindungi anak dari kesusahan.
“Menurut saya, Anda masih muda, jangan takut menghadapi kesulitan. Kami yang di depan sini, kecilnya biasa mengalami kesulitan, terbentur-bentur,” ujar Rhenald.
Baca Juga: Kerja Empat Hari Sepekan, Rhenald Kasali: Kalau Tidak, Kita Tak Akan Dapat SDM Bagus
Menurutnya, kegagalan dalam menghadapi situasi sulit adalah hal yang wajar dan justru bisa menjadi pelajaran berharga untuk bangkit kembali dan menjadi lebih kuat.
Ia menyayangkan sikap sebagian orang tua yang kerap kali ikut campur secara berlebihan dalam kehidupan akademik anak. Rhenald mencontohkan fenomena grup WhatsApp orang tua mahasiswa di salah satu fakultas Universitas Indonesia (UI), di mana para orang tua bahkan sampai mengundang dosen untuk mempertanyakan nilai anak mereka.
“Pertanyaannya, kenapa nilai anak saya dikasih C? Jadi orang tua diam-diam terus campur berlebihan tanpa kita sadari,” ungkapnya.
Baca Juga: Rhenald Kasali: Jangan Takut dengan AI
Ia menilai, intervensi semacam ini hanya akan melemahkan daya juang anak. “Kalau ini didiamkan, mental petarung kita jadi kurang,” lanjutnya.
Rhenald menekankan bahwa membiarkan anak-anak menghadapi kesulitan adalah bagian dari proses pembelajaran yang sangat penting.
Baca Juga: Rhenald Kasali: Kekayaan Sejati Tak Hanya Materi, tetapi Literasi...
“Tak apa anak-anak berjuang dan bersusah payah dalam menghadapi tantangan,” ujarnya.
Sebaliknya, jika orang tua terus melindungi anak dari kesulitan, mereka berisiko tumbuh menjadi pribadi yang rapuh dan bergantung.
Untuk itu, Rhenald berpesan generasi muda harus dibiasakan menghadapi kenyataan, bukan dijauhkan dari kesusahan. Karena dari situlah karakter tangguh terbentuk.