Menjadi Gubernur DKI Jakarta, nama Ahok semakin dikenal khalayak luas, itu karena berbagai kebijakan yang ia ambil tanpa pandang bulu.
Ahok dikenal sebagai gubernur paling berani menentang pihak-pihak yang dianggapnya merugikan masyarakat, termasuk menentang keras berbagai regulasi di DPRD DKI Jakarta.
Ahok kemudian mundur dari Gerindra ketika memutuskan maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017 bareng Djarot. Pasang petahana ini maju melawan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Pilkada DKI kali di kemudian hari dikenal sebagai Pilkada paling brutal sepanjang sejarah.
Pada Pilkada yang dimenangkan Anies-Sandi itu, isu Agama digoreng habis-habisan untuk kepentingan pasangan calon tertentu. Politik identitas pada Pilkada tersebut membuat masyarakat terbelah menjadi dua kubu.
Pada Pilkada itu, Ahok juga dijebloskan ke penjara karena kasus penistaan agama buntut video pernyataannya soal Surat Almaidah 51 yang dipotong dan disebarkan Buni Yani.
Dalam kasus ini Ahok dipenjara 1 Tahun 8 bulan 15 hari. Peristiwa ini membuat karier politik Ahok sempat vakum. Namun beberapa hari sebelum keluar dari Mako Brimob Ahok masuk menjadi kader PDI Perjuangan.
Dia menjadi kader partai Banteng terhitung sejak 26 Januari 2019. Setelah menghirup udara bebas, Ahok langsung diberi jabatan mentereng yakni sebagai komisaris Pertamina.