Mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2014–2017, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, kembali mengkritisi mekanisme subsidi pemerintah yang dinilainya masih rentan menimbulkan kebocoran. Ia menegaskan perlunya reformasi mendasar, seperti mengalihkan skema subsidi barang menjadi voucher digital atau cashback langsung ke masyarakat.

Menurut Ahok, penyaluran subsidi dalam bentuk barang selama ini membuka celah disparitas harga dan peluang penyimpangan di lapangan. Adanya dua harga, harga bersubsidi dan harga normal, menurutnya sudah cukup untuk menciptakan ruang kecurangan.

Baca Juga: Pesan dan Harapan Ahok untuk Menkeu Purbaya

“Kalau ada dua harga, pasti ada fraud,” ujarnya.

Ia menilai skema digital jauh lebih efisien karena seluruh transaksi akan terekam otomatis, sehingga aliran subsidi dapat dipantau secara transparan dan lebih tepat sasaran. Ahok mencontohkan pemberian subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Alih-alih menjual BBM dengan harga lebih murah, subsidi bisa diberikan dalam bentuk voucher digital yang langsung masuk ke akun penerima.

Baca Juga: Dari Ahok hingga Sahroni Dkk, Ini Deretan Pejabat yang Pernah Didemo Massa Karena Keseleo Lidah

“Misalnya Anda isi bensin Rp15 ribu tanpa subsidi, mau kembalikan Rp5 ribu, ya sudah. Anda isi 10 liter, saya kembalikan uang 5 liter,” jelasnya.

Dengan sistem ini, masyarakat tetap membeli BBM dengan harga pasar, sementara nilai subsidi dikembalikan otomatis sebagai cashback sesuai besaran yang telah ditetapkan pemerintah.

Ahok juga menekankan bahwa voucher tersebut memiliki masa berlaku. Jika dalam satu bulan tidak digunakan, maka bantuan otomatis hangus. 

Baca Juga: Mengulik Kembali Kedekatan Dato Sri Tahir dengan Ahok

Mekanisme ini, menurutnya, memastikan bahwa hanya mereka yang benar-benar menggunakan dan membutuhkan BBM yang menerima manfaat subsidi.

Ia meyakini sistem subsidi digital bukan hanya menutup ruang fraud, tetapi juga meningkatkan efektivitas penggunaan anggaran negara serta memperkuat daya beli masyarakat.

“Itu yang harus dilakukan supaya uang subsidi tepat sasaran, tidak hilang, dan bisa menggerakkan ekonomi,” tegasnya.