Menteri Pertahanan RI sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto mengaku Indonesia siap mengirim pasukan untuk mengevakuasi anak-anak yatim piatu di Jalur Gaza untuk dirawat serta melakukan pemulihan trauma akibat berbagai serangan Israel belakangan ini. 

Hal ini disampaikan secara tegas oleh Prabowo Subianto dalam dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) 'Call for Action: Urgent Humanitarian Response for Gaza', di Yordania. 

Baca Juga: Prabowo dan Raja Yordania Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Dia menegaskan, anak-anak yang dirawat pemerintah Indonesia nantinya akan dikembalikan ke negara asal setelah kondisi jalur Gaza  mulai kondusif. 

“Kami bersedia mengevakuasi anak-anak dan anak yatim piatu untuk diberikan perawatan pasca trauma dan sekolah. Dan untuk kembali ke Gaza ketika situasi menjadi normal,"kata Prabowo dilansir Olenka.id Rabu (12/6/2024). 

Selain berkeinginan mengevakuasi anak-anak yatim, Prabowo juga mengatakan Indonesia juga siap menampung warga Palestina yang menjadi  korban serangan Israel di berbagai rumah sakit Indonesia. Bahkan Prabowo mengatakan Indonesia juga tak keberatan mengirim kapal rumah sakit dan tenaga medis ke Jalur Gaza.  

"Kami juga siap untuk sekali lagi mengerahkan kapal rumah sakit dan juga mengerahkan aset udara untuk pengiriman bantuan ke Gaza melalui metode airdrop," ujarnya. 

Tak hanya itu, dalam KTT 'Call for Action: Urgent Humanitarian Response for Gaza' itu Prabowo juga memastikan Indonesia bakal lebih aktif  lagi  meningkatkan kontribusi kepada Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

"Kami akan meningkatkan kontribusi kami secara signifikan kepada UNRWA dan bantuan kemanusiaan lainnya," tuturnya. 

Baca Juga: Tak Dilirik Gerindra, Anies Baswedan Justru Bikin PDI Perjuangan Kepincut

Baca Juga: Gerindra Lirik Menantu Jokowi di Pilgub Sumut, PDIP Siap Boyong Ahok jadi Penantang

Meski Indonesia bersedia mendukung dan berkontribusi pada semua upaya ini, Prabowo menegaskan jika penyelesaian atas konflik ini adalah solusi dua negara (two-state solution).

"Hanya dengan solusi dua negara, Palestina serta Israel dapat hidup berdampingan secara aman dan tenteram, masalah ini dapat diselesaikan," tutupnya.