Presiden Prabowo Subianto membeberkan sejumlah alasan pemerintah Indonesia memindahkan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Panajem Paser, Kalimantan Timur.
Prabowo menyampaikan hal itu dalam sesi ketiga KTT G20 di Brazil, Selasa (19/11/2024) waktu setempat. Dia bilang alasan paling pokok pemindahan Ibu Kota negara adalah ancaman tenggelamnnya Jakarta di masa mendatang karena penurunan muka tanah yang membuat permukaan air luat semakin naik.
Baca Juga: Hasil Kunjungan Prabowo Subianto ke KTT G20 Brasil
"Indonesia menderita efek perubahan iklim secara langsung. Wilayah pesisir kami sekarang tergenang oleh kenaikan muka air laut. Kami terpaksa memindahkan ibu kota negara kami," kata Prabowo dilansir Kamis (21/11/2024).
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menceritakan dampak perubahan iklim di Indonesia yang berimbas pada hilangnya ratusan hektar lahan pertanian yang memperburuk kelaparan dan kemiskinan di Indonesia.
Prabowo mengatakan, pemerintah tidak akan tinggal diam pada kondisi tersebut, saat ini upaya pembenahan tengah dilakukan.
Prabowo mengatakan Indonesia berkomitmen mengurangi temperatur bumi dengan memakai energi terbarukan. Indonesia mulai menjajaki bahan bakar dari sawit.
Selain itu, Indonesia juga memanfaatkan energi geothermal dari panas bumi. Indonesia juga mencoba mengelola sinar matahari karena limpahan sebagai negara khatulistiwa.
"Kami berencana memensiunkan pembangkit listrik tenaga uap dan semua pembangkit listrik bertenaga fosil dalam waktu 15 tahun. Kami berencana membangun lebih dari 75 gigawatt energi terbarukan dalam 15 tahun ke depan," ujarnya.
Baca Juga: Adu Kuat Jokowi-FPI Versus Anies-Ahok di Pilkada Jakarta 2024
"Kami punya beberapa sumber energi terbarukan lainnya, itulah kenapa kami sangat optimistis bisa mencapai net zero sebelum 2050," ucapnya.