Di samping itu, tema “Kendil Emas” sendiri diangkat dari salah satu cerita rakyat khas Kendal yang mengandung nilai-nilai budaya dan kebijaksanaan lokal yang mendalam. Setiap helai batik ini dirancang dengan cermat untuk menggambarkan keindahan, kearifan, dan semangat masyarakat Kendal yang terus hidup dalam kisah “Kendil Emas.” 

Dirancang dengan “5 jahitan baju”, batik ‘Kendil Emas’ ini memiliki lima motif yang sarat akan filosofi mendalam. Di antaranya adalah motif Bahurekso, yang menceritakan kisah Tumenggung Bahurekso sebagai Bupati pertama Kendal, mulai dari ujian awalnya membendung sungai, membuka lahan di hutan Gambia, hingga berperang melawan Belanda di Batavia.

Kemudian, motif Agra Samodra, yang menampilkan alam kendal dari pegunungan hingga lautan dituangkan dalam karya seni melalui titik dan garis. Lalu, motif Akara Kundika yang menampilkan gambar burung kendil dan burung hong dengan motif flora eksotis yang mewakili Kendal Plantera, taman yang dipadukan dengan motif  batik Kawung.

Baca Juga: Apresiasi Kekayaan Budaya Indonesia, OREO Luncurkan Edisi Batik

Selanjutnya, motif Kendalasari yang terinspirasi dari kisah Sunan Kantong yang terpesona dengan keindahan pohon Kendal, kemudian meramalkan bahwa daerah tersebut akan disebut “Kendalasari”. Terakhir, motif Bhumi Kendalapura Sogan yang menggambarkan Kendal pada era Kerajaan Majapahit, dengan motif keris dan kendil yang disusun dalam pola melingkar.

Chacha Frederica sebagai Ketua Dekranasda Kendal memimpin langsung pengembangan motif batik dengan pendekatan langsung dengan pengrajin lokal. Selama tiga bulan lamanya, tim kreatif bekerja intensif untuk menciptakan enam motif batik dengan filosofi yang unik. Untuk motif keenam, tak lain adalah Sogan dengan versi warna hitam dan putih.