Batik menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang eksistensinya sudah dikenal luas hingga mancanegara. Bahkan, UNESCO telah menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Takbenda atau Intangible Cultural Heritage (ICH) pada 2 Oktober 2009 lalu. Tak ayal, masyarakat begitu bangga dengan warisan budaya ini yang telah melintasi batas-batas wilayah dan generasi.
Setiap daerah dari Sabang sampai Merauke memiliki batik dengan karakteristik, corak, dan filosofi yang unik. Salah satunya adalah batik ‘Kendil Emas’ warisan budaya kebanggan warga Kendal, Jawa Tengah, yang sarat akan filosofi mendalam di setiap motifnya.
Batik ‘Kendil Emas’ secara resmi diperkenalkan langsung oleh Bupati Kendal, Dico M. Ganinduto bersama artis cantik Chacha Frederica, dan merupakan hasil kolaborasi kreatif dengan desainer terkemuka, Mel Ahyar.
“Batik Kendal ini bisa menjadi sebuah karya yang menurut kami sangat baik terhadap awareness Kabupaten Kendal, dan ini sangat baik untuk meningkatkan UMKM membatik di Kendal. Harapannya, dengan di-launching ‘Kendil Emas’ ini bisa meningkatkan awareness terhadap Kabupaten Kendal, san saya harap produk ini bisa tembus pasar internasional maupun pasar-pasar utama yang kita harapkan," ujar Dico Ganinduto dalam agenda press conference sekaligus peluncuran Batik Kendil Emas di Le Nusa, Rabu (20/11/2024).
Dico juga berharap, siapapun Bupati yang menjabat setelahnya, diharapkan tetap menjaga dan merawat aset budaya ini dengan sebaik-baiknya, sebagai penghargaan bagi warga Kendal dan pelestarian warisan daerah.
Di samping itu, tema “Kendil Emas” sendiri diangkat dari salah satu cerita rakyat khas Kendal yang mengandung nilai-nilai budaya dan kebijaksanaan lokal yang mendalam. Setiap helai batik ini dirancang dengan cermat untuk menggambarkan keindahan, kearifan, dan semangat masyarakat Kendal yang terus hidup dalam kisah “Kendil Emas.”
Dirancang dengan “5 jahitan baju”, batik ‘Kendil Emas’ ini memiliki lima motif yang sarat akan filosofi mendalam. Di antaranya adalah motif Bahurekso, yang menceritakan kisah Tumenggung Bahurekso sebagai Bupati pertama Kendal, mulai dari ujian awalnya membendung sungai, membuka lahan di hutan Gambia, hingga berperang melawan Belanda di Batavia.
Kemudian, motif Agra Samodra, yang menampilkan alam kendal dari pegunungan hingga lautan dituangkan dalam karya seni melalui titik dan garis. Lalu, motif Akara Kundika yang menampilkan gambar burung kendil dan burung hong dengan motif flora eksotis yang mewakili Kendal Plantera, taman yang dipadukan dengan motif batik Kawung.
Baca Juga: Apresiasi Kekayaan Budaya Indonesia, OREO Luncurkan Edisi Batik
Selanjutnya, motif Kendalasari yang terinspirasi dari kisah Sunan Kantong yang terpesona dengan keindahan pohon Kendal, kemudian meramalkan bahwa daerah tersebut akan disebut “Kendalasari”. Terakhir, motif Bhumi Kendalapura Sogan yang menggambarkan Kendal pada era Kerajaan Majapahit, dengan motif keris dan kendil yang disusun dalam pola melingkar.
Chacha Frederica sebagai Ketua Dekranasda Kendal memimpin langsung pengembangan motif batik dengan pendekatan langsung dengan pengrajin lokal. Selama tiga bulan lamanya, tim kreatif bekerja intensif untuk menciptakan enam motif batik dengan filosofi yang unik. Untuk motif keenam, tak lain adalah Sogan dengan versi warna hitam dan putih.
"Kalau ditanya kerajinan, batik Kendal motifnya apa? Ciri khasnya apa saja sih? Kadang suka bingung jawabnya. Hari ini, Alhamdulillah ada enam motif batik dari Kabupaten Kendil yang juga sudah dipatenkan," tutur Chacha dalam kesempatan yang sama.
Lanjut Chacha, bukan hanya pengrajin lokal, para muse yang terdiri dari publik figur kenamaan hingga platform fashion turut mendukung popularitas batik ‘Kendil Emas’ ini.
"Kami juga bekerjasama dengan Nagita Slavina untuk mengangkat citra batik ini," tandasnya.
Dihadirkan pula pameran yang berlangsung di Le Nusa Jakarta, restoran milik Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keunikan dan keistimewaan Batik Kendal.
Baca Juga: Pesona Batik Indonesia Tembus Pasar Dunia Bersama Teknologi E-commerce, Seperti Apa?
Melalui visualisasi cerita “Kendil Emas” yang diwujudkan dalam motif-motif batik, pengunjung pameran diharapkan dapat merasakan kedalaman dan keindahan budaya lokal yang berakar pada sejarah dan tradisi. Batik Kendal diharapkan dapat menjadi ikon budaya baru yang tidak hanya dikenal luas di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa Indonesia yang kaya akan keberagaman.
Selain memperkenalkan Batik Kendal ke khalayak yang lebih luas, pameran ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk semakin menghargai dan melestarikan batik sebagai bagian dari warisan budaya yang tidak ternilai harganya.
Dengan adanya pameran ini, Kabupaten Kendal tidak hanya berkontribusi dalam melestarikan seni batik, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam memperkuat citra budaya nasional. Mari bersama-sama kita jaga dan lestarikan warisan budaya bangsa, agar Batik Kendal “Kendil Emas” dapat terus bersinar dan menjadi kebanggaan Indonesia di mata dunia.