Pertanian di Indonesia telah menjadi salah satu sektor vital yang menopang kehidupan banyak orang, terutama bagi para petani di pedesaan. Namun, meskipun sektor ini memiliki potensi besar, petani Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan seperti keterbatasan akses teknologi, perubahan iklim, ketergantungan pada metode pertanian tradisional, dan masalah harga yang fluktuatif. 

Dalam menghadapi tantangan tersebut, PERURI meluncurkan solusi yang menjanjikan untuk meningkatkan produktivitas di bidang pertanian melalui program Smart Farming berbasis teknologi Internet of Things (IoT) di tiga kecamatan Kabupaten Garut, Jawa Barat, yakni Cisurupan, Cikajang, dan Banjarwangi. Program ini menjadi bagian dari upaya PERURI dalam mendorong transformasi pertanian tradisional menuju sistem pertanian modern yang cerdas, efisien, dan berkelanjutan.

Baca Juga: Suka Duka Ciputra Menjadi Petani Hingga Belajar Kepemimpinan dari Pengalaman Berburu

Baca Juga: Petani di Desa Karanggayam Kebumen: Menjaga Tradisi Menanam Tembakau

Baca Juga: Pemerintah Wacanakan Moratorium Ekspor Kelapa, Seperti Apa Respon Industri dan Para Petani?

Melalui program ini, PERURI memperkenalkan pendekatan smart farming yang memungkinkan pemantauan kondisi lahan secara real-time, penggunaan data analitik dalam pengambilan keputusan, serta sistem otomatisasi dalam pengelolaan lahan dan sumber daya pertanian.

“Teknologi menjadi kunci untuk menjawab tantangan pertanian saat ini. Melalui pendekatan smart farming, kami ingin menciptakan pertanian yang lebih presisi, hemat biaya, dan ramah lingkungan,” ujar Aris Wibowo, Penanggung Jawab Strategic Corporate Branding dan TJSL PERURI dalam keterangan tertulisnya, Jumat (4/5/2025).

Baca Juga: Jalankan Aksi Konkret Penghijauan Daerah, PERURI Serahkan Ratusan Bibit Pohon ke DLH Karawang

Dalam pelaksanaannya, PERURI menggandeng Tinatani Harvest Indonesia, perusahaan agroindustri hortikultura yang berbasis di Kampung Andir, Tambakbaya, Kecamatan Cisurupan. Sebagai mitra pelaksana, Tinatani akan berperan dalam mendampingi para petani dan membantu distribusi hasil panen melalui skema pemasaran berbasis business-to-business (B2B).

Program smart farming ini tidak hanya berfokus pada penerapan teknologi, tetapi juga membangun ekosistem pertanian yang inklusif dan berdampak sosial. Melalui pelatihan, pendampingan, serta integrasi teknologi, PERURI ingin memperkuat kapasitas petani lokal agar mampu mengelola pertanian secara lebih presisi, efisien dalam penggunaan air dan pupuk, serta menghasilkan panen yang lebih optimal.

Dengan inisiatif ini, PERURI menegaskan komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat, khususnya di sektor pangan dan pertanian. Program ini diharapkan menjadi model yang dapat direplikasi di wilayah lain, dalam rangka mempercepat modernisasi sektor pertanian nasional.