Sinar Mas, brand dari perusahaan besar di Indonesia yang bergerak melalui tujuh pilar bisnis khususnya pada Sinar Mas Agribusiness and Food baru-baru ini berhasil meraih sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). 

Sertifikasi ini merupakan komitmen perusahaan dalam memproduksi minyak kelapa sawit yang berkelanjutan, dengan mengutamakan keberlanjutan lingkungan, sosial, dan ekonomi dalam setiap tahap rantai pasokannya bersama dengan petani kelapa sawit.

Koperasi Jasa Sawit Lepan Jaya (KJSLJ) dari Langkat, Sumatera Utara, beranggotakan 250 petani swadaya dengan luasan 368 Hektar, merupakah koperasi petani swadaya kedua yang berhasil meraih sertifikasi RSPO melalui program Sawit Terampil.

Baca Juga: Sinar Mas Land Dorong Pertumbuhan Ekonomi dengan Kemitraan Global di Indonesia Economic Forum 2024

“Kita sudah melakukan komitmen sampai akhir. Kita juga sudah melatih 9.000 petani, dan semoga di akhir tahun 2025 bisa mencapai 10.000 petani. Kita ingin melatih petani yang kita harapkan 10% nya sudah mengadopsi praktik terbaik. Saat ini sudah 9.000 petani tersertifikasi petani dan sudah hampir 10%, kini sudah mendapatkan praktik terbaik, buktinya mereka sudah mendapat sertifikat sustainable. Dan ini hanya sampai pelatihan dan sertifikasi apa yang mereka mau. Menuju 100.000 di di tahun 2035 dan semoga bisa sampai 50.000 bisa dapat sertifikasi ini,” ungkap Helena, Head of Smallholders Innovation Department Sinar Mas Agribusiness and Food pada peluncuran inisiatif RISE dan perayaan Sertifikasi RSPO, pada Rabu (04/12/2024).

Sertifikasi ini diberikan kepada Ardiyanto, manajer grup sekaligus ketua KJSLJ dalam acara RSPO Roundtable Conference (RT) di Bangkok, Thailand, yang berlangsung pada tanggal 11-13 November 2024.

Menurut Helena, program ini bertujuan untuk membantu petani swadaya dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan agar mereka dapat menerapkan cara-cara terbaik dalam produksi minyak sawit, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian mereka.

Baca Juga: Astra Land Indonesia dan Sinar Mas Resmikan Brand Residensial Terbaru, Altea BLVD

Helena mengungkapkan sertifikasi ini dapat berlaku selama 5 tahun. Satu sertifikasi harus dipertahankan 5 tahun berturut-turut. Adapun persyaratan bagi petani yang ingin melakukan sertifikasi hal utama ialah adanya ketertarikan untuk melakukan sertifikasi ini. 

“Paling basis di sertifikasi RSPO ini bisa mempertahankan sertifikasinya sampai 5 tahun, mereka juga bisa mengajar untuk masuk ke dalam ini agar luas lahan dan petani semakin besar. Lembaga sertifikasi, prinsip RSPO adalah menganjurkan praktik terbaik dan semua dicatat. Ke depannya Sinar Mas, lewat Sawit Terampil berkomitmen paling tidak mempertahankan sertifikasi,”ucap Helena.

Selanjutnya, kriteria lain yang ditekankan adalah mereka harus memiliki lahan. Dengan sasaran petani yaitu yang memiliki luas tanah sekitar 20 hektar. Namun bila petani yang punya 5 hektar pun akan diusahakan. Namun maksimal yang ada, yaitu 25 hektar sesuai dengan UU Agraria.

Selain itu, program Sawit Terampil juga mendorong petani swadaya dalam mendapatkan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), seperti tertuang dalam Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN KSB) tahun 2019-2024. Di mana salah satunya mensyaratkan petani untuk mendapatkan Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) dari pemerintah setempat.

Baca Juga: Bank Sinarmas Raih 2 Penghargaan di Indonesia Technology Excellence Awards

Selain KJSLJ, organisasi petani swadaya lainnya yang berpartisipasi dalam program Sawit Terampil, CV Perangin-angin Grup (CV PAG) yang beranggotakan 299 petani di Aceh Subulussalam, juga telah mendapatkan rekomendasi dari Certification Body untuk mendapatkan sertifikasi RSPO. Pada  akhir tahun tahun 2023, peserta program Sawit Terampil yang pertama, Perkumpulan Sejahtera Petani Nusantara (PSPN) dari Aceh Utara, berhasil meraih sertifikasi RSPO di Jakarta.

“Intinya Sinar Mas agribisnis ingin memperkuat lantai pemasuk kita untuk membuat daya tahan tinggi. Di paling hulu dengan mengurusi kebunnya. Jika tidak ada yang mengurusi kebunnya, kita ingin memperkuat rantai pasok kita. Mulai dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS), dari PKS ini ingin kita perkuat. Support ini bentuk komitmen untuk memperkuat rantai pasok dengan memberikan secara cuma-cuma. Meskipun tidak ada biaya untuk petani, tapi manfaatnya untuk petani yaitu jika datang ke kampung mereka akan berfikir sudah mengekspos kebun dan ada hal-hal seperti itu selalu terjadi di lapangan,” tutupnya.