Industri kelapa sawit terus membuktikan perannya sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia. Kepala Divisi UKMK Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Helmi Muhansah, pun mengatakan jika hilirisasi sawit di Indonesia sudah berjalan baik dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Ia pun menegaskan, pihaknya terus mendorong hilirisasi dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis kelapa sawit.

Helmi pun menuturkan, untuk memproduksi hilirisasi produk sawit ini, BPDP sendiri telah menggandeng sejumlah lembaga penelitian dan perguruan tinggi untuk mencari manfaat tambahan dari turunan sawit tersebut.

“Hilirisasi saat ini sudah sangat bagus sekali terutama dari BPDP sendiri juga sudah mensupport untuk bagaimana memberikan namanya grant riset sawit (GRS). Nah dari grant riset sawit ini juga didorong bukan hanya sekitar sebagai satu riset, sekedar sebagai satu jurnal atau penelitian tapi juga bisa diaplikasikan termasuk dalam UKMK-UKMK sawit,” tutur Helmi, saat ditemui Olenka, usai acara Showcase & Outlook UMKM Sawit 2025: Prospek Pengembangan UMKM Berbasis Kelapa Sawit di Indonesia tahun 2025, di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta, belum lama ini.

Helmi pun memaparkan bahwa dari hasil inovasi tersebut, kini produk kelapa sawit tidak hanya sebatas CPO dan minyak goreng saja. Adapun, produk UKMK berbasis sawit yang saat ini sudah dikembangkan diantaranya batik sawit, lilin sawit, helm sawit, dan masih banyak lagi.

Ia pun mengungkapkan, sederet inovasi dari perkembangan hilirisasi sawit itu pun bisa dikolaborasikan dengan program pemerintah saat ini, salah satunya seperti Program Makan Siang Gratis, yakni dalam hal coating makanan.

“Jadi ini sangat menarik sekali, banyak temuan-temuan yang bisa dikembangkan mulai dari helm, kemudian kalau kita bicara tentang makan bergizi gratis banyak produk-produk sawit yang bisa masuk di situ, misalnya ada coating untuk buah, coating untuk sayuran, coating untuk telur itu bisa untuk program MBG, karena itu coatingnya alami tidak mengandung bahan kimia,” papar Helmi.

Selain sebagai coating alami makanan, kata Helmi, produk UKMK berbasis sawit yang juga bermanfaat dan bisa dikembangkan adalah lilin sawit. Menurutnya, lilin sawit ini sangat aman digunakan karena tidak beracun dan pembakarannya bersih. Lilin sawit juga lebih aman bagi lingkungan karena memanfaatkan bahan alami.

Baca Juga: BPDP dan Olenka Gelar Showcase & Outlook UMKM Sawit 2025 Dukung Pengembangan UMKM Berbasis Kelapa Sawit

“Kita ada namanya lilin dari sawit itu untuk bisa membuat atau membersihkan ayam atau bebek, itu kan kita perlu membersihkan supaya dagingnya menjadi bersih Ini bisa juga dengan lilin sawit,” ungkap Helmi.

“Karena dengan lilin sawit ini lebih aman karena selama ini kalau menggunakan kimia memang bisa bersih bulu-bulunya tetapi mungkin dari sisi safety dari sisi keamanan pangannya belum. Tapi dengan sawit kita bisa kembangkan juga ke arah situ,” sambung Helmi.

Selanjutnya, Helmi pun memaparkan, hilirisasi sawit ini bisa dikembangkan juga ke program pemerintah yang lain, seperti Program 3 Juta Rumah. Ia pun mengatakan bahwa BPDP sendiri telah memberikan dukungan pendanaan riset dalam rangka mendorong keberlanjutan industri kelapa sawit nasional, seperti di Universitas Indonesia, yang sudah menghasilkan konsentrat atau semacam semen yang berasal dari cangkang kelapa sawit.

“Di salah satu riset BPDP yang kita danai di Universitas Indonesia juga sudah menghasilkan apa namanya konsentrat atau semacam semen yang berasal dari cangkang yang itu juga sangat kuat itu bisa juga nanti kita kolaborasikan ke situ,” ujar Helmi.

“Termasuk ada aspal dari limbah sawit saat ini juga sudah ada riset-risetnya itu juga bisa untuk mensupport nanti kita kolaborasi dengan program-program pemerintah, misalnya Program 3 Juta Rumah,” terang Helmi.

Kemudian yang terbaru, kata Helmi, yakni pada Program 70 Ribu Koperasi Desa Merah Putih dan Program Sekolah rakyat. Menurutnya, hilirisasi produk UMKM berbasis kelapa sawit dapat dikolaborasikan di kedua program tersebut lewat pengadaan seragam batik.

Batik sawit ini sendiri, kata Helmi, bukan hanya malam dari sawit, namun juga sampai dengan pewarnaan menggunakan bahan alami dari tanaman sawit.

“Itu gambaran saya, kalau misalnya nanti perlu seragam, dan seragamnya adalah batik. Karena batik itu merupakan salah satu warisan kita yang diakui Unesco, tetapi batiknya ini adalah menggunakan malam yang dari sawit,” beber Hemi.

“Atau kita juga punya Program Sekolah Rakyat, nah ini seragamnya nanti putra-putri kita yang sekolah menggunakan seragam batiknya dari malam sawit. Jadi intinya, produk hilirisasi sawit ini banyak sekali yang bisa kita kolaborasikan,” tandas Helmi.

Baca Juga: CEO Smart Batik Indonesia Dorong UMKM Berinovasi dengan Batik Sawit