Bayan Group memiliki beberapa infrastruktur batu bara terkemuka di Indonesia  melalui kepemilikannya atas Terminal Batu Bara Balikpapan, Dermaga Perkasa dan Wahana, serta dua Tongkang Transfer Terapung (KFT). Fasilitas-fasilitas ini mencakup kemampuan untuk membongkar tongkang, menimbun batu bara, dan memuat kapal dengan kecepatan berkisar antara 3.000 hingga 8.000 ton per jam. Sebagian besar fasilitas ini dapat mencampur batu bara dari berbagai stok dan kualitas. 

Bayan Group merupakan inovator dalam industri pertambangan batu bara Indonesia dan terus mencari metodologi dan teknologi baru untuk memperkuat posisinya sebagai salah satu produsen dengan biaya terendah di Indonesia. Mereka telah menerapkan Sistem Manajemen Armada (FMS) di lokasi tambang Tabang untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi operasi tongkang. Teknologi lain yang mendukung operasinya adalah penggunaan radar stabilitas lereng Geoteknik untuk memantau lereng dan memberikan prediksi kegagalan lereng yang akurat.

Bisnis Low Tuck Kwong Lainnya

Selain pertambangan batu bara, Low Tuck Kwon juga menggeluti usaha di bidang energi terbarukan. Salah satunya adalah Metis Energy, perusahaan energi terbarukan yang melantai di bursa efek Singapura. 

Metis Energy merupakan perusahaan yang bergerak di bidang lingkungan, di mana memiliki tujuan untuk mengurangi emisi karbon. Sebelumnya, bernama Manhattan Property Development Pte Ltd, kemudian berganti nama menjadi Metis Energy pada April 2022.

Selain itu, Low Tuck Kwong juga memiliki peranan di The Farrer Park Company, perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dan juga kelompok spesialis medis. Bekerjasama dengan investor asing, The Farrer Park Company kini dikelola oleh sang anak, Elaine Low.

Baca Juga: Mengenal Nanda Widya, Sosok di Balik Kesuksesan Metropolitan Land

Kemudian, ada pula PT Myoh Technology, perusahaan pengelolaan tambang batu bara yang sebelumnya dikenal dengan nama Samindo Resources. Adapun batu bara yang dikelola perusahaan ini adalah batu bara milik PT Kideco Jaya Agung, yang berlokasi di Kalimantan Timur. Low Tuck Kwong diketahui memiliki saham jasa tambang batu bara di Samindo Resources sebesar 14,18 persen atau sebanyak 312.776.250 lembar saham.

Low Tuck Kwong juga memiliki bisnis Voksel Electric, yang berfokus pada pembuatan kabel dan kawat listrik dengan berbagai tingkat tegangan di Indonesia. Dalam perusahaan ini, Low Tuck Kwong tercatat memiliki sebanyak 329.331.640 lembar saham, yang setara dengan 7,93 persen dari total saham. 

Tercatat Sebagai Orang Terkaya Indonesia

Dijuluki sebagai The Coal King alias si Raja Batu Bara, Low Tuck memiliki kekayaan mencapai US$ 24,4 miliar atau setara dengan Rp368 triliun (kurs Rp15.085 per USD). Harta kekayaan tersebut membawa Low Tuck Kwong berada dalam urutan ke-82 orang terkaya di dunia dan urutan ke-4 orang terkaya di Indonesia pada 2024. 

Itulah perjalanan karier seorang Raja Batu Bara Indonesia. Semoga menginspirasi!