“Karena saya merasa kalau dibikin saat saya belum cukup dewasa mungkin akan tidak sampai apa yang ingin saya sampaikan. Saya menunggu 17 tahun menimbang menajamkan skenario, saya rasa saat ini cukup dewasa membuat film ini,” ungkap Joko Anwar.

“Kedua, saya tidak mau di zona nyaman dan terus terang kita mencari pemain berbulan bulan. Bekerja sama dengan mereka membuat saya teirnspirasi dan semangat membuat filmnya jadi tinggi karena mereka memberikan talenta mereka 100%,” lanjut Joko Anwar.

Di kesempatan yang same, Vice President, International Originals Amazon MGM Studios, James Farrell, mengatakan bahwa kolaborasi ini menandai pencapaian penting bagi MGM, karena untuk pertama kalinya bekerja sama dengan rumah produksi di Asia Tenggara untuk perilisan film bioskop.

“Kolaborasi ini juga menjadi yang pertama dengan sutradara berbakat dari Indonesia, Joko Anwar. Kami sangat antusias untuk mempersembahkan hasil kerja sama kami dengan tim Come and See Pictures, menghidupkan visi unik Joko Anwar ke layar lebar bagi penonton Indonesia,” kata James.

Sementara itu, Produser sekaligus Co-founder Come and See Pictures, Tia Hasibuan, mengatakan kolaborasi ini terjadi pada 2021 setelah mereka mempresentasikan naskah skenario Pengepungan di Bukit Duri yang ditulis Joko Anwar.

Pada saat itu, kata Tia, tim Amazon MGM Studios langsung merasa jatuh cinta dengan masalah dan cerita yang diangkat. Tia juga bilang, Amazon MGM Studios merupakan mitra terbaik untuk mengembangkan dan menggarap film Pengepungan di Bukit Duri.

“Jadi pada 2021, kita pertama ketemu dengan Amazon MGM Studios. Kita presentasikan lah film ini ke mereka, dan enggak nyangka mereka ternyata pada suka. Ya sudah akhirnya kita bisa bekerja sama saat ini,” kata Tia.

Tia pun mengaku percaya kebaharuan dan konsistensi untuk melakukan eksplorasi memberikan nafas baru pada setiap karya adalah salah satu kunci untuk perfilman Indonesia bisa memiliki sustainaibility yang tinggi.

"Selain itu, setiap film dan series yang kami produksi juga harus mengandung isu yang relevan untuk penonton Indonesia. Kami yakin film bertema yang universal diceritakan dari sudut pandang lokal bisa juga menjadi sebuah tantangan yang menarik bagi penonton internasional," tandasnya.

Baca Juga: Film Para Perasuk Karya Wregas Bhanuteja Menang CJ ENM Award