Apa jadinya jika Perusahaan Anda lagi di atas angin—pendapatan naik, tim solid, semuanya berjalan mulus? Kebanyakan orang mungkin berpikir, “Ini saatnya santai.” Tapi menurut Roland Busch, CEO Siemens, justru itulah waktu terbaik untuk berubah.
Dalam obrolannya di acara This Is Working bersama Daniel Roth dari LinkedIn, Busch menyampaikan satu kalimat yang sangat mengena, yakni: Waktu terbaik untuk mengubah segalanya adalah saat Anda berada di puncak. Kenapa? Karena kalau kita hanya bertahan, sebenarnya kita sedang mundur.
Dan, dikutip dari Forbes, Rabu (30/4/2025), berikut tiga alasan menurut Busch mengapa pemimpin perlu memulai perubahan.
1. Sukses Bisa Bikin Kita Lengah
Kesuksesan sering kali bikin kita merasa nyaman. Tapi justru di situ jebakannya. Lihat saja Blockbuster atau Kodak—dua raksasa yang runtuh karena terlena dengan kesuksesan.
Busch bilang, kalau semua terasa baik-baik saja, itu justru waktunya untuk berpikir: "Apa yang harus saya ubah sekarang?"
Kesuksesan hari ini berasal dari keputusan di masa lalu. Tapi belum tentu bisa menjawab tantangan di masa depan. Kalau tidak waspada, rasa puas diri bisa merusak kinerja dan budaya kerja secara perlahan.
2. Yang Bertahan Adalah yang Paranoid
Andy Grove, mantan CEO Intel, pernah bilang: “Only the paranoid survive.” Artinya, yang terus waspada dan siap berubah adalah yang bisa bertahan. Di dunia bisnis yang cepat berubah, merasa terlalu percaya diri justru bisa jadi masalah.
Pemimpin hebat selalu melihat celah, memeriksa ulang strategi, dan bertanya: “Apa yang belum saya sadari?” Mereka berpikir seperti underdog, meskipun sedang di puncak.
Baca Juga: 4 Prinsip Kepemimpinan Utama ala CEO JPMorgan