Belum lama ini, Pegatron, perusahaan teknologi global terkemuka, meresmikan Smart Factory terbarunya di Batam, Indonesia. Fasilitas ini mengusung teknologi tercanggih, termasuk kecerdasan buatan (AI), otomatisasi tingkat tinggi, dan konektivitas 5G, sebagai bagian dari strategi transformasi digital Pegatron di seluruh dunia.
Langkah strategis ini didorong oleh kerja sama dengan Telkomsel, operator 5G pertama di Indonesia, yang telah menyediakan solusi manufaktur pintar berbasis jaringan 5G. Telkomsel melalui Telkomsel Enterprise, unit bisnis yang melayani pelanggan B2B, mengimplementasikan infrastruktur 5G Private Network Standalone (SA) untuk memastikan konektivitas yang andal dan aman di seluruh area produksi.
Telkomsel juga menyediakan hingga 1.200 kartu SIM untuk perangkat IoT, memungkinkan pemantauan kinerja mesin dan pengendalian proses produksi secara efisien dan real-time. Dengan adanya teknologi ini, Smart Factory Batam dapat beroperasi secara optimal, mendukung produktivitas karyawan, serta menciptakan efisiensi produksi yang luar biasa.
Presiden dan CEO Pegatron, Gary Cheng, menyampaikan bahwa kolaborasi dengan Telkomsel sebagai pionir 5G di Indonesia merupakan fondasi penting dalam mewujudkan Smart Factory yang adaptif, terhubung, dan efisien.
“Dengan jaringan 5G yang andal dan dukungan infrastruktur digital dari Telkomsel, kami mempercepat proses transformasi digital dalam rantai produksi, sekaligus mendorong pertumbuhan industri berbasis teknologi tinggi di Indonesia,” ujar Gary Cheng, dalam keterangan resminya, dikutip Senin (28/4/2025).
Di sisi lain, Adis Alifiawan, Direktur Perencanaan Spektrum Kementerian Komunikasi dan Digital, juga mengapresiasi langkah Pegatron. Menurutnya, pembukaan fasilitas Pegatron di Batam menjadi tonggak penting bagi pertumbuhan industri nasional, khususnya di bidang teknologi dan perangkat ICT.
“Kita ingin Indonesia bukan hanya sebagai pasar, tapi juga sebagai produsen dan inovator dalam industri teknologi dunia,” ujar Adis.
Dampak Positif dari Teknologi 5G
Teknologi 5G dari Telkomsel sangat berperan dalam mendukung transformasi industri manufaktur Indonesia. Andy Hsieh, Direktur PT. Pegaunihan Technology Indonesia, menambahkan bahwa dengan konektivitas 5G yang andal dan latensi rendah, sistem ini mendukung integrasi ribuan sensor dan mesin secara real-time, serta memberikan efisiensi yang luar biasa dalam produksi.
“Sistem ini secara aktif mendukung otomasi, analitik berbasis data, serta optimalisasi kualitas, efisiensi biaya, dan proses pemeliharaan,” ujar Andy.
Wong Soon Nam, Direktur Planning & Transformation Telkomsel, juga menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan langkah penting untuk mempercepat transformasi digital sektor manufaktur di Indonesia.
“Melalui solusi 5G Private Network yang kami rancang secara khusus, PT Pegaunihan Technology Indonesia dapat meningkatkan efisiensi operasional, produktivitas, dan daya saing untuk Smart Manufacturing di era Industri 4.0,” jelas Wong.
Baca Juga: Equinix Tegaskan Peran Sentral Pusat Data dalam Transformasi Teknologi
Peresmian Smart Factory ini turut mendukung tren positif dalam sektor manufaktur Indonesia. Pada akhir Desember 2024, sektor ini mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan proyeksi pertumbuhan PDB sektor manufaktur sebesar 5,2% pada 2025. Pemerintah Indonesia melalui program hilirisasi juga mendorong transformasi industri berbasis nilai tambah dan teknologi.
Setia Diarta, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, mengapresiasi kolaborasi Pegatron dan Telkomsel.
“Pemerintah akan terus mendorong kemitraan serupa agar seluruh sektor industri, termasuk manufaktur, dapat memanfaatkan teknologi terkini secara optimal demi pertumbunan yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Pegatron memiliki strategi jangka panjang yang mencakup kecerdasan buatan, inovasi masa depan pekerjaan, daya saing bisnis, dan kemitraan strategis. Kolaborasi dengan Telkomsel adalah contoh komitmen perusahaan dalam mempercepat kemajuan digital melalui kemitraan yang berorientasi masa depan.
Fasilitas Smart Factory ini juga memprioritaskan orientasi pelanggan, kinerja, keberlanjutan, kerja sama tim, kreativitas, dan analisis masalah untuk pengambilan keputusan. Ke depan, Pegatron berencana untuk mengeksplorasi teknologi mutakhir seperti Pegaverse, mobilitas masa depan, konektivitas canggih, kehidupan berkelanjutan, dan robotika.
Investasi Pegatron ini juga tidak hanya meningkatkan daya saing manufaktur Indonesia, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, mendorong transfer teknologi, serta memperkuat posisi Indonesia dalam peta rantai pasok global. Pegatron juga berkomitmen mendukung pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan keterampilan digital dan teknis yang sesuai dengan kebutuhan industri masa depan.
Sebagai perusahaan global yang beroperasi di lebih dari 13 negara, Pegatron memiliki peran strategis dalam transformasi digital global dan menjadi katalisator utama dalam menciptakan ekosistem manufaktur yang tangguh, terhubung, dan berkelanjutan.
Baca Juga: Mengembangkan AI Jadi Peluang Teknologi Teratas di Tahun 2025