Sepanjang tahun 2024, kemampuan kecerdasan buatan (AI) yang baru terus berkembang dengan pesat menunjukkan perlunya bisnis teknologi untuk melakukan perubahan, reposisi, dan inovasi di dunia yang dipimpin oleh AI generatif (GenAI). AI kini dianggap secara luas sebagai kunci keberhasilan masa depan di hampir semua industri. Ini adalah salah satu dari 10 peluang teratas bagi perusahaan teknologi menurut artikel EY, Top 10 opportunities for technology companies in 2025.

Meskipun kasus penggunaan AI melonjak di berbagai industri dengan investasi menyeluruh yang signifikan, banyak proyek AI mencapai titik puncaknya karena perusahaan tidak sepenuhnya siap menghadapi biaya dan kebutuhan transformasi di seluruh organisasi. Joongshik Wang, EY-Parthenon Asia-Pacific Leader, juga EY Asean Telecommunications, Media & Technology Sector Leader, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan teknologi di Asia Tenggara menghadapi tantangan unik yang makin memperumit kemampuan mereka untuk sepenuhnya memanfaatkan kemajuan AI.

Baca Juga: Mengenal Chip Implan Otak Buatan Elon Musk untuk Manusia, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui

"Hal ini mencakup kesiapan digital yang tidak merata di seluruh wilayah yang disebabkan oleh kesenjangan dalam infrastruktur dan regulasi, serta terbatasnya akses terhadap kemampuan AI seperti penyedia dan talenta AI berskala besar. Kami juga mengamati bahwa fokus proyek AI telah bergeser dari kasus penggunaan AI tertentu ke kemampuan untuk mengintegrasikan AI sambil menjaga keamanan dan memastikan kelangsungan komersial," katanya, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (21/2/2025).

Sementara itu, perjalanan Indonesia menuju penggunaan AI memberikan narasi yang menarik di pasar ASEAN, menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan dalam perekonomian yang besar dan beragam. Bisnis di berbagai sektor menghadapi tantangan terkait efisiensi dan proposisi nilai unik yang dapat diatasi melalui integrasi AI. Dampak AI dapat dilihat dari dua perspektif: AI berpotensi menjembatani kesenjangan antara pasar pedesaan dan perkotaan dengan meningkatkan efisiensi bagi masyarakat yang kurang terlayani, dan juga menimbulkan risiko kesenjangan yang makin besar karena tingginya biaya yang terkait dengan implementasi di pedesaan.

"Untuk memaksimalkan manfaat AI, perusahaan harus mengadopsi pendekatan strategis dengan fokus pada investasi yang menghasilkan nilai nyata dan terukur bagi perusahaan dan pelanggannya. Hal ini melibatkan identifikasi permasalahan spesifik di mana AI dapat memberikan hasil, memprioritaskan proyek dengan pengembalian investasi yang cepat, serta menghindari inisiatif yang terlalu ambisius dan berisiko tinggi," ucap Anugrah Pratama, EY-Parthenon Indonesia Partner.

Mengelola transisi ke AI secara proaktif sangat penting untuk mencapai kesuksesan. Perusahaan harus mempersiapkan pelanggan dan organisasi mereka untuk menerima proposisi nilai baru yang ditawarkan AI, menumbuhkan budaya kemampuan beradaptasi dan inovasi yang akan memungkinkan mereka untuk sepenuhnya menyadari manfaat teknologi ini. Namun, perusahaan-perusahaan di Indonesia juga menghadapi tantangan terkait kerangka kepatuhan dan peraturan, termasuk kebutuhan untuk menyeimbangkan pemrosesan data yang ekstensif dengan kedaulatan data dan peraturan daerah.

"Untuk mengatasi kompleksitas ini, pemangku kepentingan industri harus berkolaborasi dengan regulator untuk menciptakan regulatory sandbox yang memfasilitasi eksperimen AI, khususnya di sektor seperti keuangan. Menetapkan strategi AI skala nasional yang mencakup pedoman etika, prinsip tata kelola data, dan insentif investasi akan sangat penting untuk menumbuhkan kepercayaan dan mendorong pengembangan dan adopsi AI di semua sektor di Indonesia," terangnya kemudian.

Berikut daftar lengkap 10 peluang teratas di bidang teknologi tahun 2025 menurut EY:

  1. Mengembangkan penggunaan AI;
  2. Mendorong pertumbuhan dan mengoptimalkan pengalaman pelanggan melalui masa depan AI;
  3. Mengadopsi model penetapan harga berbasis hasil untuk melengkapi penawaran berlangganan dan konsumsi;
  4. Menunjukkan kekuatan model operasi yang mengutamakan AI;
  5. Fokus pada strategi data dan investasi cloud yang tepat;
  6. Berdayakan tenaga kerja anda di masa depan dengan pelatihan inovatif;
  7. Meningkatkan pengambilan keputusan strategis dengan memasukkan fungsi perpajakan dan hukum pada transformasi AI;
  8. Menyertakan AI ke dalam pertahanan siber;
  9. Melampaui dana darurat untuk memberikan kebebasan modal untuk berinvestasi pada teknologi yang sedang berkembang; serta
  10. Membentuk agenda dengan pengatur kebijakan yang akan datang.