Mantan Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak mengantongi banyak data yang dapat membantu menguak kasus mega korupsi di Pertamina Patra Niaga.
Ahok yang sebelumnya dengan lantang koar-koar bakal mengungkap skandal korupsi ini justru hanya menyerahkan sejumlah catatan rapat ketika dirinya diperiksa sebagai saksi oleh Kejaksaan Agung Kamis (13/3/2025) kemarin. Adapun Ahok diperiksa untuk 9 tersangka dalam kasus ini.
Baca Juga: Kejagung Periksa Ahok Terkait Dugaan Korupsi Minyak Mentah
“Saya hanya bisa ingatkan, rapat ini tanggal berapa, saya punya agenda catatan. Kalau bapak ingin periksa ini, ya bapak periksa saja rapat tanggal berapa, hari apa, tentang apa,” kata Ahok dilansir Jumat (14/3/2025).
Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, dirinya tak bisa memberi data yang jauh lebih signifikan, alasannya dirinya saat ini tak lagi bekerja di perusahaan pelat merah tersebut.
"Pokoknya ini saja. Saya kira nanti tunggu saja dari Kejaksaan Agung, itu akan minta semua data dari Pertamina. Kan saya sudah tidak di Pertamina, saya enggak bisa kasih data," tuturnya.
Ahok mengaku bingung harus memberikan data seperti apa kepada penyidik Kejagung selain catatan rapat.
"Jadi, enggak mungkin di semua, kan bingung ya. Kita diperiksa kan, jadi kalau bapak mau apa, ya saya kasih tahu," tuturnya.
Menurut Ahok, catatan yang disampaikannya berupa tentang isi dan di mana rapat dilaksanakan.
Selebihnya, ia serahkan kepada penyidik untuk menanyakan kepada jajaran direksi PT Pertamina.
"Saya kasih tahu tentang apa, kita punya pengarahan apa, itu ada di mana. Kalau soal nanti kenapa enggak dikerjakan, ya kita ada perteguran, ada apa. Bapak tanya sama direksilah," ujarnya.
Ahok sebelumnya menyatakan siap memutar rekaman rapat bersama direksi Pertamina yang selama ini ia simpan, agar masyarakat mengetahui bobroknya direksi BUMN tersebut.
Baca Juga: Prabowo Tetapkan 77 Proyek Strategis Nasional, 48 Diantaranya Warisan Jokowi
“Saya siap, saya senang membantu dan saya senang kalau disidang. Semua rekaman rapat saya itu diputar supaya seluruh rakyat Indonesia mendengarkan apa yang terjadi di Pertamina, apa yang (membuat) saya marah-marah di dalam," jelasnya, dikutip dari kanal Youtube Narasi, Sabtu (1/3/2025).