Founder Lippo Group, Mochtar Riady mengatakan maju tidaknya sebuah bangsa tergantung dari kemampuan bangsa itu sendiri mengadaptasikan diri terhadap perkembangan teknologi dan revolusi industri.

Menurutnya, bangsa yang tak mampu mengejar revolusi industri jelas menjadi bangsa tertinggal dan terbelakang. Tak hanya itu bangsa tersebut juga menjadi sebuah bangsa lemah yang bakal dipandang enteng bangsa lain.

Baca Juga: Mengenal James Riady, Bos Lippo Group yang Dididik Hidup Mandiri Sejak Muda

“Siapa yang tidak bisa mengikuti dalam reformasi industri inilah, maka bangsa itu akan menjadi bangsa yang lemah,” kata Mochtar Riady dalam sebuah kesempatan dilansir Olenka.id Jumat (14/3/2025).

Mochtar Riady kemudian mencontohkan negara Tiongkok, bangsa tempat asal nenek moyangnya itu pernah menjadi bangsa terbelakang dan sangat lemah kendati mereka unggul dalam jumlah penduduk.

Era kegelapan Tiongkok kata dia bahkan berlangsung sampai ratusan tahun, namun China mampu keluar dari masalah tersebut dan kini menjadi salah satu negara yang paling diperhitungkan bangsa-bangsa barat.  

China kata dia mampu keluar dari masalah tersebut setelah melakukan revolusi industri besar-besaran. Di bidang teknologi mereka juga sangat mumpuni sehingga bangsa tersebut perlahan menjadi salah satu yang terkuat di dunia.

Andaikata gebrakan itu pernah dilakukan pemerintah setempat sejak ratusan tahun lalu, China kata Mochtar mungkin saja masih menjadi bangsa terjajah dan lemah.

Baca Juga: Rayakan Anniversary ke-12, Mall Kuningan City Hibur Pengunjung dengan Hadirkan Ello hingga Sal Priadi, Catat Tanggalnya!

“Pada Qing Dynasty, ya kira-kira dua ratus sekian puluh tahun yang lalu, pemerintah Tiongkok ini, Qing Dynasty ini, tidak mengikuti dalam reformasi industri ke-1 dan ke-2, maka Tiongkok menjadi suatu negara yang semi terjajah dan yang sangat miskin,” pungkasnya.