Mochtar Riady sukses membangun Bank Central Asia (BCA) menjadi sebuah bank besar yang kini bertengger dalam deretan 10 besar bank Terbesar di Asia.
BCA adalah satu-satunya bank Indonesia yang mampu bersaing dengan sejumlah bank raksasa lainnya dari China dan India dalam daftar tersebut.
Membangun BCA menjadi sebuah bank swasta terbaik bukan sebuah perkara gampang, butuh waktu dan tenaga yang lumayan besar. Dedikasi Mochtar Rudy tak perlu dipertanyakan lagi, kesuksesannya membangun BCA mengukuhkan dirinya menjadi seorang bankir ulung.
Baca Juga: Cerita Dato Sri Tahir Soal Kecakapan Mochtar Riady dalam Mengelola Perbankan
Mochtar Riady adalah seorang petualang sejati di dunia perbankan Tanah Air. Sebelum memilih BCA sebagai rumah terakhirnya, ia sudah mendulang kesuksesan besar di bank lain yang juga ia bangun dari nol.
Sebut saja Panin Bank yang pada saat itu sudah memiliki aset sekitar 400 juta USD atau Bank Kemakmuran dan Bank Buana yang juga sudah punya aset melimpah.
Mochtar Riady memilih pindah ke BCA untuk mengejar salah satu tujuan mulianya, yakni ingin menjadikankan BCA sebagai clearing center di luar negeri bagi Indonesia.
“Alasannya apa? Alasannya adalah, saya ingin membangun Indonesia itu menjadi clearing center di luar bagi Indonesia,” kata Mochtar Riady dalam sebuah kesempatan dilansir Olenka.id Selasa (17/9/2024).
Tahun 1975 adalah awal perjalanan Mochtar Riady di BCA yang ketika itu sedang diterpa berbagai masalah. Kala itu BCA hanyalah sebuah bank kecil dengan total pegawai yang baru 27 orang, meski begitu BCA sudah punya aset Rp600 juta.
Di tahun itu jumlah tersebut merupakan nominal yang lumayan besar. Dengan modal tersebut Mochtar Riady percaya diri membawa bank tersebut keluar dari berbagai masalah pelik yang membelit.
“Saya masuk ke dalam Bank Centra Asia pada tahun 1975. Itu adalah salah bank yang baru disclose,” ujarnya.
Benar saja, lewat tangan dingin Mochtar Riady, BCA mampu melesat secepat kilat, ia tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu, tak butuh waktu lama, BCA sudah mulai bersaing dengan bank-bank lain termasuk bank milik pemerintah.
Dalam membangun BCA, Mochtar Riady tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasar yang ia pegang selama ini. Prinsip-prinsip itu adalah rumus paling mujarab yang sudah berkali-kali mengantarkannya meraih kesuksesan di bank-bank sebelumnya.
“Saya menanyakan diri saya sendiri. Apakah saya harus menjadi satu bank yang berhasil atau bankir yang baik? Bankir yang berhasil adalah membuat bank untuk lebih besar, size yang lebih besar, berhasil. Itu adalah bankir yang berhasil,” ujarnya.
Harus diakui, Mochtar Riady memang punya cara dan pemikiran berbeda dalam membangun sebuah bank. Baginya membangun sebuah bank bukan semata-mata untuk mengejar keuntungan belaka.
Prinsipnya adalah ia harus menjadi bankir yang baik yang datang membawa berbagai solusi untuk para nasabah yang sedang menghadapi berbagai masalah keuangan, dia bilang untuk membesarkan bank tak bisa cukup dengan keahlian manajemen saja.
“Bankir yang baik itu adalah selalu memikirkan bagaimana bisa meringankan nasabah bank. Itu menjadi kewajiban kita sebagai kewajiban bankir yang baik,” ujarnya.
Selain itu, rumus sukses lainnya yang diterapkan Mochtar Riady adalah mengkalkulasikan dengan matang setiap kredit yang dikeluarkan untuk para nasabah, di mana kredit itu mesti menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Warna Baru BCA Tiket.com Travel Fair 2024, Hadirkan Kode Promo Eksklusif Khusus Penerbangan Domestik
“Kedua, sudah harus memikirkan setiap uang yang dikeluarkan untuk buat kredit ini harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak bagi banyak orang Indonesia,” ujarnya.
“Dan tentu adalah agar supaya perekonomian Indonesia itu bisa ditumbuhkan. Ini adalah tugas bankir yang baik. Dan saya memiliki menjadi bankir yang baik,” tambahnya.