Menyebut nama Lippo Group, nama pertama yang terlintas kepala kebanyakan orang adalah James Riady. Ia memang sudah sangat identik dengan perusahaan tersebut kendati ia bukan perintisnya. Lippo Group diwarisi oleh ayahnya, Mochtar Riady, namun di tangan James perusahaan itu berkembang pesat dan sukses mempertahankan kedigdayaan sampai sekarang.
Kemampuan James menahkodai Lippo Group bukan sesuatu yang didapat secara instan, memang secara genetik ia lahir di tengah keluarga pengusaha, tetapi hal ini juga tak lepas dari peran penting ayah dan ibunya yang selalu memberinya akses pendidikan memadai dan berkualitas kala James muda.
Baca Juga: Mengulik Peran Keluarga Riady dalam Pohon Bisnis Lippo Group
Kombinasi apik antara bakat berbisnis yang lahir secara alamiah dengan pendidikan memadai bikin pria kelahiran Jakarta 7 Januari 1957 itu tumbuh menjadi pengusaha hebat yang saat ini menjadi salah satu konglomerat berpengaruh di Tanah Air.
Berkelana ke Luar Negeri
Kendati lahir di tengah keluarga konglomerat, namun James dididik hidup mandiri sejak muda, bapak ibunya memang memprioritaskan pendidikan formal untuk putra tersayang mereka itu. Karena alasan pendidikan ini pula, James harus meninggalkan rumah dan hidup jauh dari keluarga ketika ia beranjak dewasa. Bertahun-tahun ia melakoni hidup mandiri di negara orang.
Makau adalah tempat pertama yang menjadi tujuan James. Di tempat berjuluk Las Vegas Of Asia itu James menghabiskan empat tahun untuk mengejar pendidikannya. Di kota yang terletak di bagian selatan Provinsi Guangdong, China itu James sukses menyabet ijazah setelah menuntaskan pendidikannya.
Sukses menamatkan pendidikannya di sana, James terbang ke Australia, ia kemudian melabuhkan hatinya di University of Melbourne. Di kampus ini, James menghabiskan delapan tahun dan akhirnya menuntaskan pendidikannya di sana.
12 tahun hidup mandiri di negara orang tak bikin James kapok, ia justru sangat menikmati kehidupan yang demikian, setelah membereskan pendidikannya di negeri Kanguru itu, James mencari tantangan dengan memilih terbang ke Amerika Serikat untuk memperluas jenjang pendidikannya. Di sini ia mulai fokus pada pendidikan perbankan.
Dari kesungguhan James mengejar pendidikannya terlihat sangat kentara bahwa ia merupakan pribadi yang sangat peduli dengan dunia pendidikan. Kecintaan pada dunia pendidikan itu yang membuat ia mendirikan Universitas Kristen Swasta dengan aliran Reformed Protestan bernama Universitas Pelita Harapan (UPH).
Kampus yang berlokasi di Lippo Karawaci, Tangerang Banten itu kini dikenal sebagai salah satu universitas elite berbiaya mahal.
Di dunia pendidikan, James tak hanya berkutat pada dunia kampus, tetapi ia juga membuat program beasiswa unggulan dan merekrut siswa berprestasi dari berbagai daerah di seluruh Indonesia untuk diberikan beasiswa, di mana nantinya anak-anak penerima beasiswa akan terjun membantu masyarakat. Program itu ia jalankan bersama rekannya Johannes Oentoro.
Mandat Sang Ayah
Terlepas dari kecintaannya terhadap dunia pendidikan dan sosial, James memang sudah dipersiapkan menjadi pewaris Lippo Group oleh sang ayah. Bergabungnya James ke perusahaan keluarga itu terjadi ketika dirinya diberi mandat mendirikan kantor perbankan dan memasuki komunitas bisnis Amerika Serikat pada 1977.
Baca Juga: Investor Swasta Melirik Danantara
James tak menolak titah sang ayah, sebaliknya mandat itu ia manfaatkan sebagai ajang pembuktian diri. Tak tanggung-tanggung bapak empat anak itu kemudian bergabung dengan bankir terkenal asal Amerika Serikat yakni W. R. Witt Stephens dan Jackson T. Stephens. Bersama kedua bankir tersebut, James menjalin kemitraan dan membangun perusahaan perbankan bernama Worthen Bank.
Sebagai informasi, W. R. Witt Stephens dan Jackson T. Stephens merupakan pendiri Stephens Inc (bank investasi di luar Wall street).