Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri direncanakan bakal bertemu dalam waktu dekat ini, pertemuan keduanya telah dikonfirmasi pihak PDI Perjuangan juga Gerindra, pertemuan itu rencananya dihelat sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober 2024 mendatang.
Analis Komunikasi Politik, Hendri Satrio (Hensat), mengatakan pertemuan kedua tokoh bangsa itu, bakal membawa kebaikan bagi bangsa ini , setidaknya untuk lima tahun ke depan selama masa kekuasaan Prabowo-Gibran.
"Jika pertemuan ini terjadi, ini akan menjadi sesuatu yang luar biasa. Keduanya bertemu sebagai pemenang Pilpres dan Pileg, dan hal ini bisa membawa kebaikan dan perbaikan bagi Indonesia," kata Hensat kepada wartawan Selasa (17/9/2024).
Baca Juga: Mengukur Peluang Keberhasilan Anies Baswedan Jika Bikin Parpol Sendiri
Pertemuan Prabowo-Megawati juga bakal menjadi penanda berakhirnya ketegangan politik antara PDI Perjuangan dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang pada Pilpre 2024 lalu berdiri berhadapan sebagai rival.
"Jika keduanya memahami pentingnya bekerja sama demi kemajuan Indonesia, maka ini akan sangat positif," tambahnya.
Namun, Hensat juga menegaskan, pertemuan ini tidak serta-merta memastikan PDI Perjuangan akan bergabung dengan koalisi pemerintahan.
PDI Perjuangan masih bisa berkolaborasi dengan pemerintah tanpa harus berada dalam koalisi resmi.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyampaikan, Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto akan segera bertemu sebelum pelantikan Prabowo dan Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2024.Muzani berharap pertemuan ini dapat terlaksana dalam waktu dekat.
Baca Juga: Tangan Dingin Mochtar Riady Membangun BCA: Dari 27 Karyawan Kini Jadi Bank Terbesar di Asia
"InSya-Allah pertemuan akan terjadi. Mudah-mudahan sebelum pelantikan," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/9/2024).
Muzani juga menambahkan, Megawati dan Prabowo saling menyampaikan salam hormat satu sama lain.
Meskipun tidak merinci lebih jauh makna dari salam tersebut, ia menegaskan bahwa sikap saling menghormati di antara pemimpin bangsa adalah tradisi baik yang harus dipertahankan.
"Salam ini adalah bentuk penghormatan, doa kebahagiaan, dan pengharapan di antara para pemimpin. Ini adalah tradisi baik dalam menjaga silaturahmi," tutup Muzani.