Dokter sekaligus entrepreneur, Tirta Mandira Hudhi mengakui dirinya sempat menjadi pribadi yang sangat arogan, arogansinya dipicu berbagai latar belakang, salah satunya karena merasa hebat dan tak terkalahkan. 

Wajar saja perasaan itu tumbuh, Tirta adalah orang hampir tidak pernah merasakan penderitaan dari sebuah kekalahan. Sejak di bangku Sekolah Dasar ia selalu menjadi pemenang dari berbagai kompetisi, dari ikut lomba siswa teladan hingga olimpik matematika hingga kimia di bangkus SMA semuanya ia sapu bersih. Bahkan di jenjang perguruan tinggi ia bahkan diterima di sejumlah universitas, tiga PTN empat swasta dan dua di  luar negeri.

Baca Juga: Mengenal Sosok Edward Tirtanata, Pemilik Kopi Kenangan yang Punya Ratusan Gerai di Indonesia

“Jadi sebenarnya privilege saya itu adalah yang menjadikan saya menjadi arogan. Karena saya nggak pernah salah dan gak pernah kalah. Karena selama hidup, saya dari SDS sampai SMA, saya tidak pernah di luar tiga besar,” kata Tirta dilansir Olenka.id Kamis (8/5/2025). 

Diakuinya, menjadi pribadi yang arogan adalah sesuatu yang sukar diobati, orang-orang seperti ini tak bakal bisa dinasehati, tetapi mereka bakal sadar dengan sendirinya ketika dihadapkan pada suatu persoalan. 

Tirta sendiri sadar dirinya arogan ketika ia ramai-ramai dihujat masyarakat Indonesia pada masa pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu. Ia yang merasa dirinya tahu segalanya justru dicaci maki habis-habisan setelah memberi sejumlah pernyataan terkait penanganan penyakit menular itu, pernyataan dianggap kontroversial dan menyesatkan. 

Dari sini Tirta mulai sadar, ia yang tak pernah merasa tak terkalahkan kini sadar bahwa di luar sana masih banyak orang-orang hebat yang bahkan lebih pintar darinya. Peristiwa itu menjadi momentum untuk merefleksikan diri. 

“Orang arogan ini biasanya ini kepentoknya cuma pada pada 3 hal. Satu, kesalahan fatal yang menyebabkan hancur income-nya. Kedua, ketemu orang yang lebih pintar. Ketiga, dua-duanya. Kebetulan, saya merasakan itu di Covid, jadi saya merasa paling pintar saat itu. Dan akhirnya saya kepentok di situ,” tuturnya. 

Sadar dirinya sangat arogan, Tirta mulai mengubah cara pandangnya terhadap orang di sekitarnya, ia pelan-pelan menjadi pribadi yang jauh lebih kalem yang lebih bisa menerima pendapat orang lain, Tirta tak lagi menjadi pribadi yang ngotot. 

“Jadi ketika saya melihat diri saya di masa lalu yang rambut pink, itu diri yang paling saya jengkel gitu. Jadi wajah saya, fotonya saya cetak,  di wallpaper  kamar saya di Jogja. Jadi ngeselinnya orang gitu. Jangan jadi seperti ini,”ujarnya. 

Baca Juga: Berapa Lama Jeda Waktu Sebelum Lari Pagi Setelah Bangun Tidur? Simak Penjelasan Dokter Tirta

“Jadi saya meng-compare diri saya di masa lalu, untuk menjadi motivate jangan sampai seperti itu lagi. Itu orang yang uncontrol. Orang yang merasa dirinya tahu segalanya,” tutupnya.