Siapa yang tak kenal dengan Nurhayati Subakat? Wanita muslimah yang telah memprakarsai brand-brand besar hingga mancanegara. Sosok yang paling disukai oleh banyak orang karena kesederhanaannya.
Nurhayati Subakat merupakan perempuan kelahiran 27 Juli 1950, yang kini tak hanya menjadi pengusaha, tetapi juga seorang filantropis asal Indonesia. Nurhayati tumbuh dan besar di Padang, Sumatera Barat.
Semasa menjalani pendidikan di perguruan tinggi, di Jurusan Farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB). Beliau dikenal sangat gigih dalam mengejar impian, prestasi yang diraihnya tak main-main, menjadi lulusan terbaik S1 Farmasi ITB pada tahun 1975.
Dalam mengawali karirnya, Nurhayati bekerja menjadi seorang Apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M. Djamil, Padang. Pada tahun 1978, beliau pindah ke Jakarta dan bekerja sebagai staf pengendalian mutu di perusahaan kosmetik Wella.
Perjalanan yang dilaluinya membuatnya berminat untuk membuka usaha mandiri bersama sang suami. Dan pada tahun 1985, beliau berhasil membuka usaha rumahan bernama Pusaka Tradisi Ibu. Dengan produk utamanya merupakan perawatan rambut bermerek Putri.
Hingga pada tahun 2011, Pusaka Tradisi Ibu berubah nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation (PTI) yang saat ini kita kenal, dan menaungi hampir lebih dari lebih dari sembilan merek ternama seperti Putri, Wardah, Make Over, Emina, Kahf, Laboré, Biodef, Instaperfect, dan Crystallure.
Diceritakan pada perjalanannya, Nurhayati Subakat sempat mengalami masalah keuangan, karena pada kala itu properti dan usahanya harus menelan kerugian akibat adanya insiden kebakaran
"Saya dapat ujian, rumah dan tempat usahanya terbakar habis. Dan boleh dikatakan waktu itu kondisinya adalah minus, karena saya punya utang dengan supplier, sedangkan faktur-faktur banyak yang terbakar dan banyak pelanggan yang tidak mau bayar" ungkap Nurhayati Subakat yang dikutip Jumat, 20 September 2024.