Aburizal Bakrie fokus mengembangkan perusahaan keluarganya setelah menyelesaikan pendidikan di Fakultas Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1973. Tepatnya pada 1974, Aburizal Bakrie mulai bergabung dengan perusahaan keluarga.
Semula hanya karyawan biasa, Aburizal Bakrie berhasil menjadi direktur utama berkat keuletan yang dimilikinya. Bahkan, jaringan bisnis Bakrie berkembang pesat dan merambah ke berbagai bidang. Mulai dari pertambangan, batu bara, perumahan, energi, kontraktor, telekomunikasi, informasi, industri baja, hingga media massa,termasuk televisi dan dan jejaring sosial.
7. Hary Tanoesoedibjo
Pengusaha kelas kakap lainnya yang juga terjun ke dunia politik adalah Hary Tanoesoedibjo. Karier politik pendiri MNC Group ini mulai terendus sejak memutuskan bergabung dengan Partai NasDem pada 2011 silam. Kala itu, Hary berhasil menduduki posisi sebagai Ketua Dewan pakar dan Wakil Ketua Majelis Nasional.
Saat berkiprah di Partai NasDem, Hary kerap mendengungkan semboyan Gerakan Perubahan, di mana merupakan gerakan yang dimotori oleh kelompok angkatan muda Indonesia. Sayangnya, Hary Tanoe memutuskan keluar dan bergabung dengan Partai Hanura pada Februari 2013 lalu.
Dua tahun kemudian, tepat pada Februari 2015, Hary Tanoe mendeklarasikan parpol baru yakni Partai Persatuan Indonesia (Partai Perindo). Awalnya, Perindo adalah sebuah ormas yang baru dideklarasikan pada 24 Februari 2013 di Istora Senayan, Jakarta.
Beberapa waktu lalu, Hary Tanoe dan Partai Perindo sempat menjadi sorotan. Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo bersama keluarganya maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) di Pemilu 2024.
Adapun keluarga Hary Tanoe yang melaju mewakili Perindo terdiri dari istri Liliana Tanoe, dan keempat anaknya, Angela, Valencia, Clarissa, hingga Warren. Jessica menjadi satu-satunya anak Hary Tanoe yang tak ikut dalam kompetensi Pemilu 2024.
Hary Tanoesoedibjo adalah pendiri dan Presiden Eksekutif Grup Bhakti Investama sejak 1989. Pada tahun 2000, Bhakti Investama membeli sebagian saham Bimantara Citra dan mengganti namanya menjadi Global Mediacom setelah menguasai mayoritas saham.
Hary kemudian aktif di media penyiaran dan telekomunikasi, menjabat sebagai Presiden Direktur Global Mediacom sejak 2002. Ia juga Presiden Direktur Media Nusantara Citra (MNC) dan RCTI sejak 2003, serta Komisaris Mobile-8, Indovision, dan beberapa perusahaan lainnya. Grup medianya mencakup empat jaringan televisi swasta (RCTI, MNCTV, GTV, iNews), beberapa radio seperti Trijaya FM, dan media cetak seperti Harian Seputar Indonesia, majalah Trust, dan tabloid Genie.
8. Airlangga Hartarto
Belakangan, Airlangga Hartarto sempat menjadi sorotan setelah memutuskan untuk mundur dari Ketua Umum Golkar. Airlangga menjadi salah satu elit politik yang juga memiliki latar belakang sebagai seorang pengusaha.
Karier politik Airlangga dimulai sejak 1998 silam dan langsung bergabung dengan Partai Golkar. Kemampuannya dalam bidang manajerial membuatnya ditunjuk sebagai Wakil Bendahara Partai Golkar periode 2004-2009.
Perjalanan karier Airlangga di dunia politik terbilang mulus. Ia berhasil duduk di bangku DPR RI periode 2009-2014 dan menjadi anggota Komisi VII yang menangani energi, lingkungan hidup, dan riset teknologi. Karier politiknya terus berkembang, ia pun menjabat sebagai Ketua Komisi VI DPR RI untuk sektor perdagangan, perindustrian, koperasi, UKM, dan BUMN.
Pada 2017, Airlangga terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan terpilih kembali pada tahun 2019. Setelah Partai Golkar mendukung Jokowi dalam Pilpres 2014, Airlangga diangkat menjadi Menteri Perindustrian pada 2016. Pada Pilpres 2019, setelah Jokowi terpilih lagi, Airlangga dipromosikan dan kini menjabat sebagai Menteri Perekonomian.