Dunia politik memang menggiurkan bagi berbagai jenis profesi, termasuk pengusaha. Sudah sukses dengan bisnis yang mereka jalani, banyak di antaranya yang memilih untuk dua kaki sebagai politisi. Bahkan, sejumlah pengusaha ternama berhasil menduduki jabatan bergengsi saat berkiprah di dunia politik Tanah Air.

Sebut saja seperti Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka. Putra sulung Presiden Jokowi ini dulu sempat berkarier sebagai seorang pengusaha. Gurita bisnis milik Gibran meliputi berbagai bidang, dan yang paling banyak di sektor F&B. Seperti Markobar, Mangkokku, Siap Mas, hingga Ternakopi. 

Seperti Gibran Rakabuming Raka, berikut Olenka rangkum dari sejumlah sumber, Selasa (27/8/2024), deretan pengusaha ternama yang juga terjun ke dunia politik dan menduduki jabatan bergengsi.

1. Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memimpin Indonesia selama dua periode pemerintahan. Mantan Walikota Solo itu mengatakan, kiprahnya di dunia politik bisa dibilang berawal dari kesengajaan.

Melalui naungan PDIP Perjuangan, Jokowi masuk semakin dalam ke dunia politik. Ia bahkan diusung dan menang menjadi Gubernur DKI Jakarta sebelum akhirnya terpilih menjadi presiden dalam dua kali periode sejak tahun 2014 hingga 2024.

Jokowi menjadi salah satu contoh nyata bahwa seorang dengan latar belakang pengusaha bisa mengampu kesuksesan sebagai politikus. Bagaimanapun, Jokowi awalnya merupakan seorang pengusaha mebel di era tahun 90-an.

Kala itu, bisnis mebel mengalami masa-masa emas yang membuat Jokowi mendulang kesuksesan bisnis. Bahkan, Jokowi berhasil melakukan ekspor dan memenuhi permintaan di Solo dan berbagai kota di Jawa.

2. Surya Paloh

Surya Paloh menjadi salah satu pengusaha yang memiliki karier mulus di dunia politik Tanah Air. Berkarier di politik, Surya Paloh kerap menjadi inisiator dalam mengusung calon presiden. 

Melalui Partai NasDem di bawah naungannya, Surya Paloh mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden pada 2014 lalu. Bukan hanya itu, NasDem juga menjadi partai politik pertama yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024 yang disusul oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.

Sebelumnya, pria kelahiran Banda Aceh ini pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar. Kemudian, ia pun mendirikan Partai NasDem (Nasional Demokrat) bersama Sri Sultan Hamengkubuwono X dan menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Organisasi Masyarakat NasDem.

Selain berkarier di dunia politik, Surya Paloh juga tercatat sebagai pengusaha tersukses di Tanah Air. Bakat berbisnisnya sudah tertaman sejak remaja, di mana ia pernah menjual teh, ikan asin, dan berbagai produk lainnya sambil bersekolah .

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Surya Paloh memulai kariernya dengan merintis bisnis pers dan mendirikan Surat Kabar Harian Prioritas pada 1986. Meski sempat mengalami pencabutan SIUPP, Surya Paloh menggandeng Achmad Taufik untuk menghidupkan kembali Majalah Vista dan bekerja sama dengan T. Yously Syah mengelola koran Media Indonesia. 

Meskipun mengalami kendala dengan pencabutan SIUPP oleh pemerintah, hal ini tidak menghentikannya. Bersama Achmad Taufik, ia menghidupkan kembali Majalah Vista dan bekerja sama dengan T. Yously Syah dalam pengelolaan koran Media Indonesia.

Bukan hanya itu, Surya Paloh juga sukses menjalankan bisnis pers melalui berbagai media seperti Harian Atjeh Post, Harian Gala (Bandung), hingga Harian Cahaya Siang (Manado). 

Pada 18 November 2000, Surya Paloh mengundang Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk meresmikan Metro TV sebagai stasiun televisi berita pertama di Indonesia. Keberhasilan ini menandai terobosan besar dalam pertelevisian nasional dan menunjukkan komitmen Surya Paloh dalam memberikan informasi kepada masyarakat.

3. Bahlil Lahadalia

Nama pengusaha yang juga akhirnya terjun ke dunia politik ialah Bahlil Lahadalia. Sosok yang belum lama ini ditetapkan ebagai Ketua Umum Golkar periode 2024-2029 ini meniti karier sebagai seorang pengusaha.

Dalam buku "Bahlil Lahadalia: Anak Papua Membuka Jalan untuk Negeri" disampaikan bahwa naluri seorang pengusaha telah ada sejak ia masih di bangku SD. Ketika itu, ia berjualan makanan ringan, seperti pisang goreng dan kue cucur. 

Pertemuan dengan Jacobus Perviddya Solossa yang merupakan Gubernur Papua periode 2000-2005 berhasil mengubah hidup Bahlil. Usai berkonsultasi dengan dengan Jacobus, ia memutuskan menjadi pengusaha, salah satunya dengan mendirikan usaha bersama teman-temannya di jaringan HMI di Jakarta.

Selama berkecimpung di dunia bisnis, Bahlil menduduki berbagai posisi penting, seperti Direktur Wilayah PT Primatama Cipta Niaga. Ia bahkan mendirikan PT Rifa Finance pada 2010 dan mengelola PT Bersama Papua Unggul. Kemudian, Bahlil ditetapkan menjadi Ketua Hipmi periode 2015-2019.

4. Jusuf Kalla 

Pengusaha yang terjun ke dunia politik berikutnya adalah Muhammad Jusuf Kalla (JK). Pengusaha keturunan Bugis ini menjadi tokoh kunci dalam kesuksesan bisnis keluarga di bawah naungan Kalla Group.

Di bawah kepemimpinan JK, Kalla Group mampu merambah berbagai sektor bisnis, mulai dari ekspor-impor, konstruksi, transportasi, real estate, kelapa sawit, hingga telekomunikasi.

Tak sepenuhnya meninggalkan dunia usaha, Jusuf Kalla pun terjun ke dunia politik. Berbagai jabatan strategis pernah ia emban, misalnya Menko Kesejahteraan Rakyat periode 2001-2004. Keseriusan JK di dunia politik membawanya ke puncak kepemimpinan partai dengan menjadi Ketua Umum Golkar periode 2004-2009. 

Karier politik JK makin naik ketika ia terpilih menjadi Wakil Presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono pada periode 2004-2009. Selang satu periode, JK kembali berhasil menduduki kursi Wakil Presiden mendampingi Jokowi pada periode 2014-2019.

5. Sandiaga Uno

Selanjutnya adalah Sandiaga Salahuddin Uno atau Sandiaga Uno yang kini juga menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Sama seperti Erick, Sandiaga juga merintis kariernya sebagai seorang pengusaha. Bahkan, ia juga disebut-sebut sebagai salah satu pengusaha muda terkaya di Tanah Air.

Alumnus George Washington University ini sebelumnya sempat bekerja sebaga manager investasi di Seapower Asia Investment Limited di Singapura pada 1993. Kemudian, pindah ke Kanada dan bekerja di NTI Resources Ltd dengan posisi sebagai Executive Vice President NTI Resources Ltd pada 1995.

Sempat menjadi pengangguran setelah terkena PHK pada 1997, Sandiaga Uno akhirnya kembali ke Indonesia. Berbekal pengalaman yang dimiliki, Sandiaga mulai merintis bisnis di bidang jasa keuangan dengan mendirikan PT Recapital Advisors pada 1997 bersama rekan SMA-nya, Rosan Perkasa Roeslani.

Setahun setelahnya atau tepat pada 1998, Sandiaga menggandeng Edwin Soeryadjaya untuk mendirikan perusahaan Investasi bernama PT Saratoga Investama Sedaya. Kesuksesan Sandiaga sebagai pebisnis membuatnya tercatut dalam jajaran 40 orang terkaya di Indonesia menurut Forbes.

Sukses sebagai pengusaha kelas kakap, Sandiaga mencoba peruntungan berkarier di dunia politik. Sepanjang karier politiknya, ia [pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Anies Baswedan periode 2017-2022. 

Bukan hanya itu, Sandiaga juga pernah dipilih menjadi Calon Wakil Presiden oleh Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2019 lalu. Kini, Sandiaga menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif era Presiden Jokowi. 

6. Aburizal Bakrie

Kemudian, ada Aburizal Bakrie yang pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu. Aburizal Bakrie memulai karier politiknya pada 2004 dan menjabat sebagai Menteri Perekonomian era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) - Jusuf Kalla.

Setelah lebih dari satu tahun sebagai Menko Perekonomian, mertua Nia Ramadhani ini menjabat sebagai Menko Kesejahteraan Rakyat hingga 2009. Hingga akhirnya, Aburizal Bakrie memutuskan untuk terjun langsung dalam dunia partai politik menjelang berakhirnya masa bakti Presiden SBY saat itu.

Melipir ke dunia parpol, Aburizal Bakrie pun terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2009-2014 pada Munas Golkar di Pekanbaru, dan sempat maju sebagai bakal calon presiden 2015. 

Sebelum berkecimpung lebih dalam di dunia politik, pria yang karib disapa Ical itu meniti kariernya sebagai pengusaha. Maklum, ia adalah anak sulung dari keluarga Achmad Bakrie, pendiri Usaha Bakrie.

Aburizal Bakrie fokus mengembangkan perusahaan keluarganya setelah menyelesaikan pendidikan di Fakultas Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1973. Tepatnya pada 1974, Aburizal Bakrie mulai bergabung dengan perusahaan keluarga.

Semula hanya karyawan biasa, Aburizal Bakrie berhasil menjadi direktur utama berkat keuletan yang dimilikinya. Bahkan, jaringan bisnis Bakrie berkembang pesat dan merambah ke berbagai bidang. Mulai dari pertambangan, batu bara, perumahan, energi, kontraktor, telekomunikasi, informasi, industri baja, hingga media massa,termasuk televisi dan dan jejaring sosial.

7. Hary Tanoesoedibjo

Pengusaha kelas kakap lainnya yang juga terjun ke dunia politik adalah Hary Tanoesoedibjo. Karier politik pendiri MNC Group ini mulai terendus sejak memutuskan bergabung dengan Partai NasDem pada 2011 silam. Kala itu, Hary berhasil menduduki posisi sebagai Ketua Dewan pakar dan Wakil Ketua Majelis Nasional.

Saat berkiprah di Partai NasDem, Hary kerap mendengungkan semboyan Gerakan Perubahan, di mana merupakan gerakan yang dimotori oleh kelompok angkatan muda Indonesia. Sayangnya, Hary Tanoe memutuskan keluar dan bergabung dengan Partai Hanura pada Februari 2013 lalu.

Dua tahun kemudian, tepat pada Februari 2015, Hary Tanoe mendeklarasikan parpol baru yakni Partai Persatuan Indonesia (Partai Perindo). Awalnya, Perindo adalah sebuah ormas yang baru dideklarasikan pada 24 Februari 2013 di Istora Senayan, Jakarta.

Beberapa waktu lalu, Hary Tanoe dan Partai Perindo sempat menjadi sorotan. Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo bersama keluarganya maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) di Pemilu 2024. 

Adapun keluarga Hary Tanoe yang melaju mewakili Perindo terdiri dari istri Liliana Tanoe, dan keempat anaknya, Angela, Valencia, Clarissa, hingga Warren. Jessica menjadi satu-satunya anak Hary Tanoe yang tak ikut dalam kompetensi Pemilu 2024.  

Hary Tanoesoedibjo adalah pendiri dan Presiden Eksekutif Grup Bhakti Investama sejak 1989. Pada tahun 2000, Bhakti Investama membeli sebagian saham Bimantara Citra dan mengganti namanya menjadi Global Mediacom setelah menguasai mayoritas saham.

Hary kemudian aktif di media penyiaran dan telekomunikasi, menjabat sebagai Presiden Direktur Global Mediacom sejak 2002. Ia juga Presiden Direktur Media Nusantara Citra (MNC) dan RCTI sejak 2003, serta Komisaris Mobile-8, Indovision, dan beberapa perusahaan lainnya. Grup medianya mencakup empat jaringan televisi swasta (RCTI, MNCTV, GTV, iNews), beberapa radio seperti Trijaya FM, dan media cetak seperti Harian Seputar Indonesia, majalah Trust, dan tabloid Genie.

8. Airlangga Hartarto

Belakangan, Airlangga Hartarto sempat menjadi sorotan setelah memutuskan untuk mundur dari Ketua Umum Golkar. Airlangga menjadi salah satu elit politik yang juga memiliki latar belakang sebagai seorang pengusaha.

Karier politik Airlangga dimulai sejak 1998 silam dan langsung bergabung dengan Partai Golkar. Kemampuannya dalam bidang manajerial membuatnya ditunjuk sebagai Wakil Bendahara Partai Golkar periode 2004-2009.

Perjalanan karier Airlangga di dunia politik terbilang mulus. Ia berhasil duduk di bangku DPR RI periode 2009-2014 dan menjadi anggota Komisi VII yang menangani energi, lingkungan hidup, dan riset teknologi. Karier politiknya terus berkembang, ia pun menjabat sebagai Ketua Komisi VI DPR RI untuk sektor perdagangan, perindustrian, koperasi, UKM, dan BUMN.

Pada 2017, Airlangga terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan terpilih kembali pada tahun 2019. Setelah Partai Golkar mendukung Jokowi dalam Pilpres 2014, Airlangga diangkat menjadi Menteri Perindustrian pada 2016. Pada Pilpres 2019, setelah Jokowi terpilih lagi, Airlangga dipromosikan dan kini menjabat sebagai Menteri Perekonomian.

Airlangga mengawali karier sebagai seorang pengusaha. Pada 1987, ia mulai merintis bisnisnya di bidang distribusi pupuk dengan mendirikan PT Graha Curah Niaga. Di tahun yang sama, Airlangga juga menjabat sebagai presiden komisaris di PT Fajar Surya Wisesa (FASW).

Berhasil memegang dua perusahaan sekaligus, membuat Airlangga meraih jabatan sebagai Presiden Direktur di PT Jakarta Prime Crane pada 1991. Selain itu, ia juga menjabat sebagai direktur di beberapa perusahaan di antaranya adalah direktur PT Ciptadana Sekuritas (1994), PT Bisma Narendra (1994), Ketua Kompartemen Agro Industri Kadin (1999-2004), dan Komisaris PT Sorini Corporation Tbk Pandaan (2004).