Tentang Natrabu, Restoran Minang Pertama di Ibu Kota
Dikutip dari Antaranews, putra Rahimi, Chris Ganjahera Sutan, bercerita bahwa saat usaha travel berdiri, para tamu yang mengurus perjalanan mereka kerap memadati rumah.
Melihat banyaknya orang yang menunggu hingga ke garasi, William Soeryadjaya pun memberi saran, “Mengapa tidak sekaligus membuka warung nasi untuk melayani para tamu dengan masakan kampung halaman?”
Saran itupun diikuti. Pada Juli 1967, Restoran Natrabu resmi dibuka. Siapa sangka, rumah makan ini justru berkembang pesat, hingga menjadi restoran Minang pertama di Jakarta.
Awalnya, restoran ini hanya sebagai usaha pendamping biro travel, namun Natrabu perlahan bertransformasi menjadi bisnis utama keluarga, terutama setelah beberapa kantor biro perjalanan terpaksa tutup akibat travel warning negara lain terhadap situasi keamanan Indonesia di masa itu.
Kini, hampir enam dekade berdiri, Restoran Minang Natrabu telah menjamu banyak tamu penting, mulai dari Presiden Soeharto, Presiden Joko Widodo, hingga Presiden Prabowo Subianto. Dari Malaysia, para Perdana Menteri seperti Mahathir Mohamad, Najib Razak, dan Anwar Ibrahim juga menjadi pelanggan setia.
Saat ini, Natrabu memiliki 11 gerai, terdiri dari lima gerai milik pribadi dan enam gerai franchise, dengan cabang populer di antaranya dua restoran di Bali. Pada masa jayanya, Natrabu bahkan sempat merambah pasar internasional, membuka cabang di Tokyo, San Francisco, hingga New York.
Meski telah berkembang, konsistensi cita rasa tetap dijaga ketat. Semua bahan baku utama masih didatangkan langsung dari Sumatera Barat, dan Chris sendiri rutin mencicipi bumbu hingga tiga kali seminggu untuk memastikan rasanya tetap autentik.
Baca Juga: Berkenalan dengan Inna Rossaria Auwines, Sosok di Balik Suksesnya Resto Padang Sari Ratu