Ajib Hamdani, sosoknya dikenal sebagai salah satu pengamat ekonomi terkemuka di Tanah Air. Di tengah dinamika ekonomi global yang terus bergerak, Analis Kebijakan Ekonomi Apindo ini kerap memberikan pandangannya terhadap berbagai isu strategis.
Dalam wawancara eksklusif bersama Olenka beberapa waktu lalu, Ajib Hamdani turut menyoroti kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan Amerika Serikat. Menurutnya, kebijakan ini berpotensi memicu kontraksi perdagangan antara Indonesia dan AS, sekaligus menekan daya beli masyarakat di dalam negeri.
Dalam paparannya, Ajib menekankan pentingnya langkah strategis dari pemerintah Indonesia untuk memitigasi dampak negatif dari kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat. Ia menyarankan agar pemerintah segera mengevaluasi kebijakan tersebut, memperkuat kerja sama bilateral dengan negara mitra dagang lainnya, serta melakukan revitalisasi ekonomi guna menjaga stabilitas dan daya saing nasional.
Siapa sosok dan bagaimana sepak terjang Ajib Hamdani sebagai pengamat ekonom terkemuka? Simak artikel selengkapnya berikut ini seperti dikutip dari pelbagai sumber, Rabu (23/4/2025).
Baca Juga: Ajib Hamdani: Impor Bebas Perlu Strategi dan Mitigasi Risiko yang Matang
Profil dan Latar Pendidikan
Lahir di Magelang pada 7 Desember 1980, Ajib Hamdani merupakan lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten. Saat itu, Ajib mengambil jurusan Penilai/PBB dengan ikatan kedinasan pada 2002.
Penugasan pertamanya dimulai pada 2004 di Kantor Pelayanan PBB (KPPBB) Jakarta Barat Dua. Setahun kemudian, ia melanjutkan pendidikan dinas di Universitas Diponegoro (UNDIP), mengambil Jurusan Ekonomi dengan spesialisasi Penilai Properti, dan berhasil menyelesaikannya pada 2007.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Ajib kembali menjalankan tugasnya sebagai aparatur sipil negara dan ditempatkan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kelapa Gading sebagai Pelaksana. Sesuai aturan, ia seharusnya mengabdi selama sepuluh tahun hingga 2012. Namun, pada 1 September 2009, Ajib memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai PNS. Keputusan tersebut ia tempuh melalui prosedur formal yang berlaku, termasuk memenuhi kewajiban penggantian biaya ikatan dinas.
Banting Setir Jadi Pengusaha
Keputusan resign dari Ditjen Pajak, Adit menegaskan bahwa hal tersebut bukan karena lokasi kerja ataupun masalah prestasi akademik. Bisa dibilang, Ajib merupakan salah satu siswa cerdas yang berhasil lulus dengan nilai cumlaude dan mendapat biaya dari negara semasa menempuh pendidikan.
Setelah resmi mengundurkan diri sebagai abdi negara, Ajib memilih untuk banting setir menjadi seorang pengusaha. Baginya, dunia wirausaha adalah jalan yang lebih luas untuk memberi manfaat bagi banyak orang.
Keputusan itu mulai tumbuh sejak Ajib menempuh pendidikan di bidang Penilaian Properti di Universitas Diponegoro pada 2005, yang difasilitasi oleh Ditjen Pajak. Sejak saat itu, Ajib mulai menapaki dunia usaha, dari skala kecil hingga perlahan berkembang menjadi berbagai lini bisnis yang ia jalani hingga kini.
Di bawah bendera PT Mitra Bersama Makmur, Ajib memulai usahanya dengan merintis bisnis jasa penyewaan fitness dan lapangan futsal yang dimulai dari skala kecil dan lambat laun terus berkembang.
Mengutip dari pemberitaan Suara.com, ketika bisnisnya mulai berkembang, Ajib mulai berinvestasi membangun sebuah pabrik di kawasan Jababeka dengan bendera PT Alkostar Casting, yang bergerak di sektor manufaktur. Perusahaannya ini memasok spare part dengan bahan dari aluminium untuk beberapa perusahaan besar.
Ajib Hamdani juga fokus menjalankan bisnis di sektor energi melalui perusahaannya, PT Tria Talang Emas. Bisnis energi yang ia jalankan sebenarnya sudah dimulai sejak era Menko Perekonomian Hatta Rajasa, meskipun sempat menghadapi kendala dalam memperoleh pinjaman dari bank asing yang terkena sanksi Uni Eropa. Namun, masalah tersebut kini telah teratasi.
Ajib mengakui bahwa sektor energi merupakan bisnis dengan kebutuhan modal yang besar, sehingga menantang. Meski begitu, portofolio bisnisnya kini mencakup berbagai skala, dari UMKM hingga korporasi. Ia meyakini bahwa seorang pengusaha harus memiliki idealisme, keunggulan kompetitif untuk bersaing secara global, serta keunggulan komparatif yang membedakan bisnisnya dari kompetitor.
Aktif Organisasi
Ajib Hamdani dikenal aktif di berbagai organisasi strategis seperti Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), serta Asosiasi Emiten Indonesia. Kiprahnya juga terlihat jelas di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), di mana ia turut mendorong semangat kewirausahaan di kalangan generasi muda.
Baca Juga: Pemerintah Naikkan Kewajiban Plasma Kebun Sawit Menjadi 30 Persen
Keterlibatannya tidak berhenti di organisasi saja. Ajib juga terjun langsung dalam berbagai sektor, mulai dari pertanian, perikanan, hingga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Ia berkomitmen membantu pelaku usaha kecil dan menengah agar mampu tumbuh dan naik kelas secara ekonomi. Salah satu upaya konkret yang ia dorong adalah program Securities Crowdfunding (SCF), sebuah skema pembiayaan yang bisa menjadi jembatan penting bagi perusahaan kecil sebelum melangkah ke tahap penawaran saham perdana (Initial Public Offering atau IPO).