“Ada kelelahan karena menjadi tuan rumah, bepergian, atau aspek-aspek gangguan normal lainnya yang diakibatkan oleh liburan,” kata Dr. Nestadt. “Semua ini mungkin sulit untuk diatasi.”
Di Amerika Serikat sendiri, liburan musim dingin terjadi selama berbulan-bulan. Liburan tersebut juga bertepatan dengan waktu ketika gangguan afektif musiman (SAD) paling menonjol.
“Pergantian musim, berkurangnya siang hari, penurunan tingkat aktivitas fisik, dan peningkatan isolasi semuanya dapat berkontribusi pada kesedihan pasca-liburan,” kata Dr. Nestadt.
Lantas, apa saja gejala atau tanda-tanda seseorang terkena post holiday blues?
Mengutip dari laman Very Well Mind Health, ini sejumlah tanda jika kamu mengalami post holiday blues.
- Cemas
- Tidak termotivasi
- Rongseng
- Mudah marah
- Tertekan
- Murung
- Tidak bisa tidur
- Khawatir tentang uang
Kamu mungkin juga akan merenung secara berlebihan, memikirkan masalah atau peristiwa yang terjadi selama musim liburan. Hal ini dapat memperburuk perasaan atau stres, kecemasan, dan kesedihanmu.