Growthmates, kamu ngerasa nggak sih cuaca akhir-akhir ini jauh terasa lebih dingin. Padahal, musim kemarau pun masih berlangsung. Bahkan, berdasarkan ramalan cuaca Jakarta hari ini dari BMKG, malam nanti suhu rata-rata yang tercatat sekira 25-27 derajat celcius, di mana hembusan angin dingin pun akan terasa.

Udara dingin yang terasa di tengah musim kemarau disebut sebagai fenomena bediding. Di mana, fenomena bediding inilah yang sedang melanda sejumlah wilayah di Tanah Air, khususnya Pulau Jawa. 

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu rata-rata di sejumlah wilayah Indonesia berkisar antara 21 - 25 derajat Celcius saat fenomena bediding berlangsung.

Simak selengkapnya artikel berikut seputar fenomena bediding seperti Olenka rangkum dari sejumlah sumber, Jumat (19/7/2024).

Baca Juga: Jangan Disepelekan! Kebiasaan Umum Ini Ternyata Dapat Mengurangi Risiko Diabetes Secara Signifikan

Apa Itu Fenomena Bediding?

Usut punya usut, fenomena suhu dingin di tengah musim kemarau ini sudah biasa terjadi setiap tahunnya. Di Pulau Jawa, fenomena ini disebut sebagai fenomena bediding.

Menukil dari laman resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Probolinggo, fenomena bediding merupakan suhu dingin pada malam hingga pagi hari ketika musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Biasanya, suhu udara dingin terasa di Pulau Jawa hingga NTT yang terletak di selatan garis khatulistiwa. 

Penyebab Fenomena Bediding

Masih menukil dari laman yang sama, fenomena bediding terjadi karena musim dingin di Australia bergerak menuju Indonesia (monsun Australia). Selain itu, tutupan awan yang sedikit menyebabkan udara panas tidak terpantul kembali ke bumi. 

Angin muson, atau angin musim, adalah pergerakan massa udara akibat perbedaan tekanan antara daratan dan lautan. Di wilayah tropis, angin muson dipengaruhi oleh perbedaan intensitas sinar matahari. 

Tekanan udara di suatu daerah dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi, yang dapat dipetakan menjadi empat posisi: 23,5 derajat LU (21 Juni), khatulistiwa (23 September), 23,5 derajat LS (22 Desember), dan khatulistiwa (21 Maret). 

Musim bediding terjadi karena pada bulan-bulan tersebut, posisi matahari berada paling jauh di sebelah utara garis khatulistiwa, menyebabkan belahan bumi utara menjadi panas dan belahan bumi selatan menjadi dingin. Letak Pulau Jawa di sebelah selatan garis khatulistiwa membuat suhu di Jawa lebih dingin dari biasanya, ditambah dengan angin musim dingin dari Australia yang juga berkontribusi menjadikan Pulau Jawa lebih dingin.

Baca Juga: Selain Bisa Menjaga Kesehatan Jantung, Ini 7 Manfaat Lain Mengonsumsi Makanan yang Dikukus

Tips Menghadapi Fenomena Bediding

Saat musim peralihan dan fenomena  bediding ini, Growthmates disarankan untuk tetap menjaga kesehatan tubuh agar terhindar dari penyakit yang tidak diinginkan. Merangkum dari berbagai sumber berikut tips menghadapi fenomena bediding.

  • Menggunakan pakaian hangat, terutama saat beraktivitas di luar ruangan pada malam dan pagi hari.
  • Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air putih yang cukup.
  • Mengonsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
  • Memiliki waktu istirahat yang cukup.
  • Menjaga kebersihan lingkungan sekitar untuk mengurangi risiko penyakit yang timbul.

Semoga bermanfaat!