Setelah makan besar, tampaknya kurang afdol kalau nggak makan hidangan penutup ya, Grothmates! Makanan manis atau dessert biasanya menjadi hidangan penutup pilihan yang disantap oleh kebanyakan orang. Pertanyaannya, kenapa kita masih ingin makan makanan manis meski sudah merasa kenyang, ya?

Menukil dari laman Medical Daily, para peneliti menyatakan bahwa kondisi tersebut berkaitan dengan cara kerja otak. Dalam sebuah penelitian terbaru, para peneliti menyelidiki fenomena tersebut pada tikus, di mana ditemukan bahwa mereka mengonsumsi gula bahkan saat merasa kenyang. 

Saat menganalisis otak, mereka menemukan bahwa sekelompok sel saraf yang disebut neuron POMC memicu keinginan untuk mengonsumsi gula. Ketika tikus memakan gula, neuron-neuron ini melepaskan ß-endorfin, zat candu alami yang membuat mereka merasa puas dan menyebabkan mereka makan lebih banyak, bahkan saat mereka kenyang. 

Efek ini khusus untuk gula, bukan makanan lain. Ketika para peneliti memblokir jalur ini, tikus berhenti memakan gula tambahan, tetapi hanya saat mereka kenyang. Penghambatan ß-endorfin tidak memengaruhi tikus yang lapar.

Baca Juga: Beragam Gula: Tanaman Pemanis Alami Selain Tebu

Para peneliti juga menemukan bahwa aktivasi endorfin dimulai bahkan sebelum tikus mulai mengonsumsi gula, segera setelah mereka merasakannya. Menariknya, zat opiat juga dilepaskan di otak tikus yang belum pernah mengonsumsi gula sebelumnya.