5. Bakmi GM
Bakmi GM (singkatan dari Bakmi Gajah Mada) adalah salah satu restoran bakmi paling ikonik di Indonesia, yang telah melayani pelanggan sejak tahun 1959. Dengan cita rasa khas dan konsistensi layanan, Bakmi GM telah menjadi bagian dari sejarah kuliner Indonesia.
Bakmi GM didirikan oleh pasangan suami istri, Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong, pada tahun 1959 di Jalan Gajah Mada, Jakarta. Awalnya, restoran ini bernama Bakmi Gajah Mada dan hanya memiliki lima meja. Dengan semangat dan dedikasi, mereka menyajikan bakmi buatan sendiri yang menarik perhatian masyarakat sekitar.
Pada tahun 1971, Bakmi GM membuka cabang pertamanya di Melawai, Jakarta Selatan, yang menandai awal ekspansi bisnisnya. Seiring waktu, restoran ini terus berkembang dan menjadi salah satu jaringan restoran bakmi terbesar di Indonesia. Hingga kini, Bakmi GM telah memiliki lebih dari 50 outlet yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia.
Selain itu, Bakmi GM juga mengoperasikan layanan food truck dan gerai takeout untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. Setiap harinya, Bakmi GM melayani lebih dari 30.000 pelanggan dengan dukungan sekitar 1.200 karyawan.
Kunci kesuksesan Bakmi GM terletak pada konsistensi rasa dan inovasi dalam menyajikan menu yang sesuai dengan selera pelanggan. Mereka terus beradaptasi dengan tren kuliner dan kebutuhan konsumen, termasuk menyediakan paket ulang tahun anak dan layanan katering.
Dikutip dari DetikFinanace, Bakmi GM telah menerima berbagai penghargaan, antara lain Top Brand Award (2008–2013), dan Best Food Restaurant oleh majalah NOW. Restoran ini juga dikenal sebagai tempat makan favorit para tokoh nasional, termasuk Presiden Soekarno, B.J. Habibie, Megawati Soekarnoputri, dan Joko Widodo.
Pada Desember 2024, Grup Djarum mengakuisisi 85% saham PT Griya Miesejati, perusahaan induk Bakmi GM, dengan nilai transaksi antara Rp2 triliun hingga Rp2,4 triliun. Akuisisi ini diharapkan dapat memperkuat posisi Bakmi GM di industri kuliner Indonesia dan mendukung ekspansi bisnisnya ke wilayah lain.
6. Ragusa Es Italia
Ragusa Es Italia adalah salah satu kedai es krim tertua dan paling legendaris di Jakarta, yang telah menyajikan cita rasa otentik Italia sejak tahun 1932.Usaha ini didirikan oleh dua bersaudara asal Italia, Luigi Ragusa dan Vincenzo Ragusa, yang tiba di Batavia (sekarang Jakarta) pada awal 1930-an untuk belajar menjahit.
Dikutip dari Detikfood, setelah lulus, mereka pindah ke Bandung dan bertemu dengan seorang wanita Eropa pemilik peternakan sapi. Dari susu sapi segar yang diberikan oleh wanita tersebut, mereka mulai membuat es krim yang kemudian dijual di Pasar Gambir, sebuah pasar malam yang populer di Jakarta pada masa itu.
Melihat antusiasme masyarakat terhadap es krim mereka, pada tahun 1947, Ragusa bersaudara membuka kedai es krim permanen di Jalan Veteran I No. 10, Gambir, Jakarta Pusat, yang masih beroperasi hingga saat ini.
Pada masa kejayaannya, Ragusa Es Italia memiliki beberapa cabang di Jakarta, termasuk di Plaza Indonesia, Pasaraya, Duta Merlin, PRJ, dan Puncak, Jawa Barat. Namun, krisis moneter pada tahun 1998 dan pandemi COVID-19 menyebabkan penutupan semua cabang tersebut. Saat ini, satu-satunya cabang yang masih bertahan adalah yang berada di Jalan Veteran I No. 10, Gambir, Jakarta Pusat.
Dikutip dari Okezone, pada tahun 2023, Ragusa Es Italia masuk dalam daftar 100 Es Krim Paling Ikonik di Dunia versi Taste Atlas, bersama dengan Zangrandi dari Surabaya. Pengakuan ini menegaskan posisi Ragusa sebagai salah satu destinasi kuliner es krim legendaris di Indonesia.
7. Maison Bogerijen
Maison Bogerijen didirikan pada tahun 1918 oleh L. Van Bogerijen, seorang pengusaha Belanda. Nama Maison berasal dari bahasa Perancis yang berarti rumah, sedangkan Bogerijen adalah nama belakang pendirinya.
Awalnya, restoran ini berlokasi di persimpangan Jalan Bragaweg dan Oude Hospitaalweg (kini Jalan Braga dan Jalan Lembong). Pada tahun 1923, restoran ini pindah ke lokasi baru di Jalan Braga No. 58, yang saat ini dikenal sebagai Braga Permai.
Maison Bogerijen dikenal sebagai tempat bersantap elit pada masa kolonial, sering dikunjungi oleh pejabat Belanda dan kalangan atas. Restoran ini mendapatkan lisensi dari Kerajaan Belanda untuk menyajikan kue khas kerajaan seperti Koningin Emma Taart dan Wilhelmina Taart, menjadikannya satu-satunya restoran di luar Belanda yang memiliki izin tersebut.
Saat ini, Maison Bogerijen yang telah berganti nama menjadi Braga Permai berlokasi di Jalan Braga No. 58, Bandung. Restoran ini tetap mempertahankan nuansa klasik dan menjadi destinasi kuliner yang populer di kalangan wisatawan dan warga lokal.
Terdapat informasi mengenai cabang Maison Bogerijen di Jakarta, tepatnya di Jalan Panglima Polim IX No. 15, Kebayoran Baru. Namun, cabang ini telah tutup permanen dan tidak lagi beroperasi.
Maison Bogerijen menawarkan berbagai hidangan khas Eropa dengan sentuhan Indonesia. Beberapa menu andalannya antara lain Koningin Emma Taart dan Wilhelmina Taart, Speculaas Almond, Ananas Geap, Booterstaf, dll.
Restoran ini juga dikenal dengan arsitektur bergaya Indo-Eropa yang khas, dengan interior yang mempertahankan elemen-elemen asli seperti oven tua dan pipa gas dari masa lalu.
Maison Bogerijen, yang kini dikenal sebagai Braga Permai, telah diakui sebagai restoran tertua yang masih beroperasi di Indonesia, menurut Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Restoran ini juga menjadi saksi sejarah penting, termasuk masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, dan telah menjadi bagian dari warisan budaya kota Bandung.
8. Sate Khas Senayan
Sate Khas Senayan adalah restoran legendaris yang menyajikan kuliner khas Jawa dan Bali dengan cita rasa autentik. Sejak berdiri pada tahun 1974, restoran ini telah menjadi bagian penting dari perjalanan kuliner Indonesia.
Didirikan oleh Benny Hadisurjo pada tahun 1974 dengan nama awal Satay House Senayan, restoran ini pertama kali berlokasi di Jalan Pakubuwono IV No. 6, Jakarta. Tujuannya adalah menghadirkan hidangan tradisional Indonesia dalam suasana yang nyaman dan berkelas.
Pada tahun 1982, restoran ini berganti nama menjadi Sate Khas Senayan dan mulai memperluas jangkauannya dengan membuka beberapa cabang di Jakarta, seperti di Kebon Sirih, Menteng, dan Tanah Abang.
Hingga tahun 2024, Sate Khas Senayan telah memiliki lebih dari 70 cabang yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia, termasuk cabang pertama di luar Jakarta dibuka pada tahun 2010 di Jalan Margonda Raya, Depok. Ekspansi terus berlanjut dengan pembukaan gerai ke-70 di Tunjungan Plaza 6, Surabaya, pada Desember 2023.
Selama lebih dari 50 tahun beroperasi, Sate Khas Senayan telah mendapatkan berbagai penghargaan dan pengakuan, termasuk Restoran Indonesia Terbaik oleh beberapa media kuliner nasional, penghargaan dari MURI, serta pengakuan dari tokoh-tokoh nasional, termasuk Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto, yang pernah bersantap di restoran ini.
Baca Juga: 15 Sosok Perempuan Inspiratif di Balik Brand Modest Fashion Lokal