DKI Jakarta masih menjadi arena tempur paling seksi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024. Pilkada DKI menjadi incaran berbagai pelaku politik sebab Pilkada di Jakarta dianggap sebagai gerbang menuju kancah politik nasional. Pilkada DKI Jakarta juga kerap kali dianggap sebagai agenda besar partai politik setelah Pemilu Pilpres.
"Apakah Jakarta tetap seksi, ya pasti seksi. Karena tetap menjadi pilkada yang menjadi perhitungan banyak orang," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago Selasa (29/4/2024).
Baca Juga: Gagal di Pilpres 2024, Anies Baswedan Pilih Rehat dari Politik
Menurut Pangi, pada Pilkada 2024 masih berpotensi di isi pemain-pemain lama macam Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan yang sempat bertarung sengit pada Pilkada DKI 2017 silam. Bagi Pangi kemungkinan pertarungan Ahok versus Anies jilid II di Pilkada DKI terbuka lebar.
"Rasanya pemain lama ini akan turun menjadi menarik apakah mereka betul akan kembali turun atau nggak mau lagi rematch Pilkada Anies-Ahok," kata Pangi.
Ahok dan Anies sama-sama masih punya peluang bertemu di arena yang sama. Ahok sejauh ini menjadi salah satu nama yang masuk bursa Pilkada DKI Jakarta dari PDI Perjuangan. Dilihat dari logistik dan dukungan massa, Ahok masih sangat berpotensi naik gelanggang Pilkada DKI 2024.
“Di dalam politik, seseorang tak bisa mati selamanya. Dalam politik, seorang bisa mati sekali, dan hidup berkali-kali Oleh karena itu semua itu akan bergantung pada PDIP dan Ahok. Apalagi, dari sisi logistik Ahok juga tak mengalami banyak masalah,” ujarnya
"Supaya Anies tetap punya panggung. Artinya nggak boleh berhenti. Tidak boleh mati sebagai politisi adalah punya jabatan sebagai gubernur," tambahnya memungkasi.
Adapun Ahok dan Anies Baswedan sempat bertempur habis-habisan pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Saat itu Ahok maju bareng Djarot Saiful Hidayat dengan status sebagai calon petahana, sedangkan Anies Baswedan maju bersama Sandiaga Uno sebagai pendatang baru yang disokong sejumlah ormas keagamaan yang terafiliasi dengan Front Pembela Islam (FPI) pimpinan Rizieq Shihab.
Pilkada DKI Jakarta 2017 oleh sebagian orang dikenal sebagai hajatan demokrasi paling brutal sepanjang sejarah Indonesia. Stempel tak mengenakan itu tersemat lantaran isu suku, agama dan antargolongan yang digoreng secara membabi buta pada hajatan tersebut. Isu Sara bahkan dibawa-bawa hingga ke dalam rumah ibadah, imbasnya pelecehan sudah tak bisa terelakan.