Yoga merupakan olahraga yang menitikberatkan pada gerakan lambat dan tenang dengan tujuan melakukan meditasi atau relaksasi. Olahraga ini mengombinasikan antara pikiran dan tubuh. Yoga bahkan telah dilakukan sejak 5.000 tahun lalu dalam filosofi India kuno.

Yoga dilakukan dengan berbagai pose dengan tujuan yang berbeda-beda. Akan tetapi, pose yang dilakukan diyakini bisa meningkatkan kontrol pikiran dan tubuh. Bagi wanita, selain memperbaiki postur tubuh dan meningkatkan kebugaran, yoga ternyata bermanfaat bagi kesuburan reproduksi.

Baca Juga: 10 Pose Yoga yang Bermanfaat Mengencangkan Kulit Kendur

Berikut beberapa manfaat yoga bagi kesuburan wanita:

1. Pelepas Stres

Menurut Pallav Sengupta, peneliti dari American Center for Reproductive Medicine, yoga dapat meningkatkan fungsi reproduksi dengan mengurangi stres dan menyeimbangkan neurohormonal. Hal ini berdampak pada kesuburan wanita karena stres dapat berdampak pada kesehatan fisik, termasuk mengganggu siklus menstruasi menjadi tidak teratur sampai menurunkan libido.

Latihan yoga memberikan dampak pada perubahan gelombang otak dan penurunan kadar kortisol. Sebagai hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal, kortisol berperan penting dalam dalam menghadapi stres. Saat menghadapi ancaman, tekanan, atau stres, kortisol berfungsi meningkatkan kadar gula darah melalui glukoneogenesis, meningkatkan metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat, serta menekan sistem imun. Sayangnya, kelebihan kortisol dapat menyebabkan sindrom cushing yang ditandai dengan timbunan lemak di bagian tengah tubuh, seperti pinggang, punggung atas, antara bahu, dan wajah. Gerakan yoga dapat membantu tubuh dalam mengontrol jumlah kortisol.

Selain itu, yoga juga bermanfaat untuk membantu tetap fokus dan meningkatkan endorfin. Dihasilkan oleh kelenjar pituitari, yaitu kelenjar berukuran kecil yang berada di dalam otak, hormon endorfin berfungsi sebagai pereda sakit alami dan dapat meningkatkan suasana hati. Sebuah penelitian menunjukkan, olahraga, termasuk yoga, merupakan cara yang efektif untuk mengobati depresi atau stres dengan mengatasi perasaan gelisah serta meningkatkan kualitas tidur.

2. Meningkatkan Aliran Darah ke Rahim dan Ovarium

Terlalu banyak duduk dapat membatasi aliran darah ke panggul dan organ reproduksi. Latihan yoga membantu meregangkan pinggul dan membukanya sehingga memungkinkan peningkatan aliran darah ke daerah panggul dan organ reproduksi.

3. Menyeimbangkan Kesehatan Hormonal

Penelitian yang dipublikasi oleh Ancient Science of Life menyimpulkan, saat stres dapat diatasi dengan baik, kadar hormon bisa kembali seimbang. Tidak hanya meredakan stres, yoga juga mendukung keseimbangan hormon dalam tubuh. Saat rutin berlatih yoga, interaksi otak dan hormon (neuroendocrine axes) akan meningkat sehingga berpengaruh pada kadar hormon.

Untuk kesehatan reproduksi, stabilitas hormonal sangat penting. Yoga dapat memperbaiki sistem dan fungsi kerja hormon sehingga membantu metabolisme, fungsi seksual, dan reproduksi. Kesehatan hormonal yang baik juga dapat meningkatkan peluang kehamilan.

4. Mengurangi Risiko Obesitas

Melansir Centers for Disease Control and Prevention, melakukan aktivitas fisik seperti olahraga akan meningkatkan jumlah kalori yang terbakar. Yoga diketahui dapat membakar kalori, membantu meningkatkan kerja otot, serta meningkatkan gerak atau kelenturan sendi. Dengan begitu, yoga dapat mengurangi risiko obesitas yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi secara internal maupun eksternal. 

Secara internal, obesitas menyebabkan penumpukan lemak yang dapat mengganggu keseimbangan hormon seksual. Secara eksternal, kegemukan berlebih dapat memicu kelembapan pada area genital sehingga bisa memicu keputihan dan pertumbuhan jamur. Kegemukan atau kondisi berat badan berlebih merupakan salah satu faktor risiko ketidaksuburan.

5. Mengurangi Rasa Sakit

Latihan asana (gerakan/postur/pose) dan pranayama (pernapasan) dapat meningkatkan jangkauan gerak, meningkatkan sirkulasi, mengurangi edema, membantu menghilangkan rasa sakit, dan mengatur sistem saraf parasimpatis yang bertanggung jawab atas respons. Yoga akan membantu tubuh meningkatkan daya tahan, kekuatan, termasuk ketika ada serangan rasa sakit.

Beberapa gerakan yoga berikut dapat membantu peredaran darah ke organ reproduksi:

  • Viparita Karani (legs-up-the-wall-pose): gerakan ini dilakukan dengan meletakkan kaki di atas dinding dan posisi tubuh telentang. Gerakan ini mampu meningkatkan ketenangan dan memperbaiki sirkulasi darah ke area panggul.
  • Supta Baddha Konasana (reclining bound angle pose): gerakan ini dilakukan dengan mengangkat kaki dari lantai dan menekuk paha, dekatkan ke tubuh, lalu pegang pergelangan kaki dengan tangan. Setelah memegangnya, tarik kaki ke arah Anda sambil mendorong lutut ke luar. Peregangan dalam di paha bagian dalam dan lutut ini juga akan membuka pinggul lebih dalam.
  • Setu Bandhasana (bridge pose): lakukan gerakan dengan berbaring telentang di matras yoga, lalu  tekuk lutut dan posisikan kaki sejajar pinggul dan tekan kaki ke matras. Angkat tubuh ke atas hingga membentuk garis lurus antara kepala dan kaki. Selain itu, letakkan kedua tangan di bawah badan atau di samping tubuh untuk menopang. Buka dada dengan menarik tulang belikat ke punggung, tahan pose selama satu atau dua menit serta hembuskan napas saat melepaskan pose.

Baca Juga: 5 Teknik Pernapasan Yoga yang Ampuh Mencegah Kerontokan dan Menguatkan Rambut Wanita

Sementara itu, berikut beberapa gerakan yoga untuk menguatkan otot panggul:

  • Utkatasana (chair pose): berdiri tegak dengan kedua kaki rapat lalu angkat kedua tangan ke atas kepala dan panjangkan ke atas sejauh mungkin. Setelah itu, tekuk lutut dan turunkan tubuh seolah-olah sedang duduk di kursi; pastikan untuk menjaga punggung tetap lurus dan berat badan di tumit.
  • Naukasana (boat pose): gerakan yoga ini berfungsi melatih kekuatan otot perut dan membakar lemak. Lakukan gerakan berbaring telentang dengan kedua kaki rapat dan lengan di samping badan. Tarik napas dalam-dalam. Saat mengembuskan napas, angkat dada dan kaki dari lantai, rentangkan lengan ke arah kaki. Saat mengembuskan napas, kembalilah ke tanah secara perlahan dan rileks.
  • Kegel (pelvic floor exercises): gerakan senam kegel bisa dilakukan dengan posisi berdiri maupun duduk. Caranya adalah mengencangkan otot panggul seperti sedang menghentikan aliran urine saat buang air kecil dan tahan selama 5 detik. Pada posisi ini, usahakan untuk tetap bernapas dan tidak mengencangkan otot perut, paha, serta bokong. Bila sudah terbiasa dengan gerakannya, Anda bisa meningkatkan durasi saat mengencangkan otot panggul selama 5–10 detik. Ulangi gerakan tersebut sebanyak 10 kali. Anda juga bisa memanfaatkan bola kegel untuk mempermudah gerakan senam kegel.