Secara geografis, Indonesia dilalui oleh pertemuan tiga jalur lempeng tektonik yang menyebabkan sering terjadinya gempa. Namun, hingga kini tidak ada teknologi yang dapat meramalkan terjadinya gempa. Akibatnya, bencana ini berdampak besar terhadap korban jiwa maupun kerusakan bangunan.

Berangkat dari urgensi tersebut, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) kembali membiayai penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Izarul Machdar, M. Eng dari Universitas Syiah Kuala Aceh bersama dengan tim lainnya. Tim Peneliti yang dipimpin oleh Prof. Izarul ini memanfaatkan potensi limbah biomassa sawit berupa cangkang atau abu boiler yang dicampur dengan semen, air, foam, dan agregat ringan untuk pembuatan beton precast sebagai bahan baku panel-panel rumah ramah gempa.

Baca Juga: Melalui PERISAI 2024, BPDPKS Dukung Transformasi Industri Sawit Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Dijelaskan Prof. Izarul, dalam proses pengolahannya biomassa cangkang terlebih dahulu dimodifikasi sebelum digunakan, melalui coating (pelapisan permukaan) dengan nano material silane dan siloxane. Proses coating bertujuan untuk meningkatkan daya ikat antara biomassa dan paste semen, serta menghindari degradasi biomassa karena aspek biologis.

“Pengembangan foam agent ini bertujuan untuk menghemat biaya, memaksimalkan efisiensi, dan meminimalkan problem akses terhadap ketersediaan foam agent dalam industri konstruksi foam concrete nantinya,” ungkap Prof. Izarul dalam Ruang Diskusi PERISAI 2024 dengan topik Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit dan Mitigasi Emisi, pada Jum’at, (4/10/2024) di Nusa Dua Bali. 

Tim peneliti ini juga telah mendapatkan amanah dari salah satu pabrik kelapa sawit (PKS) di Aceh untuk membangun rumah manajer dan guest house di lokasi pabrik dengan menggunakan panel precast foam concrete dengan agregat biomassa sawit. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa campuran SDS dan PG dengan rasio 3:1 menghasilkan kekuatan foam yang relatif sama dengan foam agent komersil.

“Penggunaan bahan substitusi limbah biomassa sawit melalui pre-treatment coating dapat diaplikasi sebagai bahan agregat ringan pada pembuatan beton ringan (foam concrete) precast untuk pembuatan panel rumah ramah gempa. Penggunaan limbah biomassa sawit dengan menginjeksi ke dalam material beton, selain ramah lingkungan juga mendukung circular economy dalam industri sawit,” tutup Prof. Izarul.

Baca Juga: PERISAI 2024: Wujud Komitmen BPDPKS Kembangkan Riset Inovatif untuk Dukung Transformasi Industri Kelapa Sawit

Adapun beberapa Tim Peneliti lain yang memaparkan hasil risetnya yakni Dr.Eng. Ir. Jenny Rizkiana (Institut Teknologi Bandung) dengan judul “Pemanfaatan Glycerine Pitch untuk Peningkatan Mutu Aspal”; Firda Dimawarnita, S.T, M.T (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) dengan judul “Teknologi Produksi Asam Fulvat sebagai Immunomodulator Potensial”; dan Prof. Ir. Muthia Elma, S.T., M.Sc., Ph.D  (Univeritas Lambung Mangkurat) dengan judul “Kontaktor Membran Penangkap Amoniak-Nitrogen untuk Pemurnian Air Limbah POME”.

Untuk diketahui, BPDPKS kembali menggelar PERISAI yang ke-8 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) pada 3 – 4 Oktober 2024. Acara tahunan ini bertujuan untuk memperkenalkan hasil-hasil riset inovatif kepada para pemangku kepentingan dalam industri kelapa sawit, termasuk pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat luas. PERISAI 2024 juga menghadirkan sesi pleno dengan topik-topik strategis serta pandangan tentang urgensi riset dari berbagai pakar dan lembaga.