Salah satu sektor unggulan milik Indonesia, industri kelapa sawit, membutuhkan riset yang baik untuk menguatkan komoditasnya serta sebagai bahan pengambilan kebijakan pemerintah di bidang sawit. Untuk itu, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) kembali menggelar Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) 2024 yang dihadirkan sebagai platform penting untuk memamerkan inovasi dan riset terbaru dalam rangka melawan kampanye hitam terhadap sawit.

Mengangkat tema Green Gold: Transforming Palm Oil Industry trough Cutting-Edge Technologies, PERISAI bertujuan untuk mendukung transformasi industri sawit menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan langsung oleh Eddy Abdurrachman selaku Direktur Utama BPDPKS dalam opening ceremony PERISAI pada Kamis (03/10/2024) di Bali Nusa Dua Convention Center.

Baca Juga: PERISAI 2024: Wujud Komitmen BPDPKS Kembangkan Riset Inovatif untuk Dukung Transformasi Industri Kelapa Sawit

"Program riset sawit merupakan salah satu upaya dari BPDPKS untuk melakukan penguatan, pengembangan, dan peningkatan keberdayaan perkebunan dan industri sawit yang saling terikat di sektor hulu dan hilir. (Dalam hal ini, program riset sawit) dimulai dari tingkat mahasiswa di Indonesia agar minat meneliti kelapa sawit ditumbuhkembangkan sejak dini demi terwujudnya industri sawit nasional yang tangguh dan berkelanjutan," terang Eddy Abdurrachman.

Di tahun yang ke delapan ini, BPDPKS memberikan bentuk dukungan dan penelitian melalui dua mekanisme, yang pertama adalah Grand Research Sawit (terdiri dari dua jalur, yakni jalur seleksi dan jalur inisiatif dari kementerian dan lembaga). Kemudian, yang kedua adalah lomba riset sawit tingkat mahasiswa.

"Program riset sawit adalah program dalam rangka peningkatan penelitian dalam pengembangan kelapa sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa aspek seperti peningkatan produktivitas, efisiensi, peningkatan aspek sustainability, mendorong penyimpanan produk-produk baru atau pasar-pasar baru serta peningkatan kesejahteraan petani," jelas Eddy.

Baca Juga: Tantangan Pengembangan Industri Hulu-Hilir Kelapa Sawit

Sejatinya, program riset sawit telah dilaksanakan oleh BPDPKS sejak tahun 2015, di mana lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan tersebut telah mendanai sebanyak 346 kegiatan riset yang melibatkan 88 lembaga litbang (penelitian dan pengembangan) serta melibatkan 1200 peneliti yang tersebar di 20 provinsi.

Acara ini juga diisi dengan berbagai seminar yang membahas isu-isu penting di sektor kelapa sawit, termasuk dukungan pemerintah untuk industri sawit berkelanjutan, peluang komersialisasi hasil riset, serta peran industri sawit dalam mendukung kemandirian energi. Beberapa topik utama yang dibahas adalah pengelolaan limbah, mitigasi emisi, dan pengembangan biomaterial dari sawit untuk mendukung ekonomi kreatif.

Baca Juga: Dongkrak Perkebunan Sawit, BPDPKS Turun Gunung

Pekan Riset Sawit Indonesia tahun ini menjadi ajang penting yang mempertemukan peneliti, industri, dan pemerintah dalam satu forum. Diharapkan, diskusi dan interaksi yang terjadi selama acara dapat mempercepat komersialisasi hasil riset, serta memperkuat kerja sama antara peneliti dan pelaku industri. Melalui inovasi dan riset berkelanjutan, industri kelapa sawit Indonesia akan semakin tangguh dan siap bersaing di pasar global.

"Harapan kami dengan adanya keterlibatan industri secara aktif dalam mendukung riset dapat menjadi sebuah jembatan yang dapat menghubungkan antara dunia riset dengan dunia usaha, dan dunia industri," tutupnya.