5. Social Rewilding

Orang-orang makin mencari sesuatu yang autentik dan orisinal dalam kehidupan mereka yang bertujuan untuk terlibat dengan dunia dengan cara yang bermakna. Hal ini mencerminkan keinginan baru untuk terhubung kembali dengan alam dan satu sama lain atau mencari keseimbangan antara teknologi dan momen-momen sukacita dan kesejahteraan.

Sebanyak 15% responden Indonesia mengatakan bahwa pengalaman yang paling menyenangkan di minggu sebelumnya adalah pengalaman yang dilakukan secara langsung fisik. Selain itu, 30% orang Indonesia mengatakan bahwa mereka makin menghargai joy of missing out pada teknologi-atau JOMO.

Baca Juga: 6 Teknologi Baru untuk Membangun Startup di Tahun 2025

Responden survei juga mengatakan bahwa mereka lebih banyak melakukan aktivitas tatap muka dalam 12 bulan terakhir: 66,5% responden survei mengatakan bahwa mereka menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman-teman mereka dalam kehidupan nyata; 59,6% berbelanja di toko bahan makanan; 42,1% berbelanja di toko ritel fisik lainnya; dan 57,8% menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan atau di alam.

Pergeseran ini memberikan kesempatan bagi berbagai bisnis untuk memikirkan kembali peran mereka dan menyelaraskannya dengan keinginan masyarakat yang terus meningkat untuk mendapatkan pengalaman yang lebih mendalam dan autentik.

"Berbagai brands harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip AI yang bertanggung jawab-transparansi, akuntabilitas, dan keadilan. Bagi pelanggan, hal ini berarti kepercayaan yang lebih besar terhadap penggunaan data mereka dan keadilan keputusan yang dihasilkan oleh AI," ungkap Jayant Bhargava, Country Managing Director, Indonesia di Accenture.

Joseph Tan, Accenture Song Lead di Indonesia, mengatakan, laporan Life Trends menyoroti bahwa masyarakat Indonesia mendefinisikan ulang hubungan mereka dengan teknologi, mengkaji ulang bagaimana media sosial membentuk identitas mereka, menggunakannya untuk belajar dan berkembang, dan bahkan memilih untuk memutuskan hubungan demi interaksi yang lebih tatap muka.

"Pergeseran ini mencerminkan makin berkembangnya JOMO (Joy of Missing Out), di mana menjauh dari konektivitas yang konstan memungkinkan hubungan yang lebih dalam dan lebih autentik. Masyarakat Indonesia makin menghargai teknologi yang memberdayakan mereka untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar penting, meningkatkan produktivitas tanpa mengurangi hubungan yang autentik dan tatap muka. Brands yang merancang pengalaman dengan jelas tidak hanya akan memenuhi ekspektasi ini, tetapi juga membangun kepercayaan dan membina hubungan yang lebih dalam dan lebih bermakna dengan para pelanggannya," pungkasnya.