Kementerian Pelindungan Migran Indonesia (P2MI) ogah memenuhi permintaan Arab Saudi yang menginginkan tambahan kuota Pekerja Migran Indonesia untuk dipekerjakan di berbagai sektor.
P2MI punya alasan tersendiri untuk tidak memenuhi permintaan tersebut.
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding mengatakan, salah satu alasan yang bikin pihaknya masih pikir-pikir memenuhi permintaan kuota PMI itu karena rendahnya upah yang di tawarkan pemerintah Arab Saudi.
Baca Juga: Begini Alasan PDIP Tak Pecat Jokowi Sejak Dulu
“Arab Saudi itu selama ini selalu minta gajinya rendah,” kata Karding usai menghadiri diskusi publik “Meningkatkan Sinergi Stakeholder dalam Rangka Penguatan Tata Kelola Penempatan dan Pelindungan PMI” di Kantor Kementerian P2MI Selasa (17/12/2024).
Alasan lainnya yang bikin Kementerian P2MI urung memenhui permintaan tersebut adalah soal keamanan para PMI. Karding mengatakan sistem pelindungan untuk para PMI di negara tersebut belum sepenuhnya memadai.
Karding mengatakan, pengiriman PMI ke negara penempatan tidak hanya soal bekerja dan mendapatkan uang, namun keselamatan para PMI menjadi prioritas utama pihaknya.
PMI yang diberangkatkan dipasitikan akan terlindungi dari ujung kaki hingga ujung kepala, itu selaras dengan arah Presiden Prabowo yang meminta secara khusus kepada Kememterian P2MI agar melindungi PMI dari eksplitasi dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
“Yang kedua, sistem perlindungannya pas di sana itu juga masih kurang,” bebernya.
“Jadi kita ingin tidak hanya terlindungi kesehatannya, tidak hanya dia terlindungi setelah bekerja, tapi juga kalau ada masalahnya pemerintah kita harus melindungi semua,” ujarnya.
Karding melanjutkan hal lainnya yang membuat pihaknya masih belum bisa menamah kuota PMI ke Arab Saudi adalah karena permintaan itu datang dari perorangan, bukan dari perusahaan. Hal ini membuat para PMI menjadi rawan dieksploitasi dan keberadaan mereka sulit terdeteksi.
Baca Juga: Prabowo: Saya Merasa Nyaman Ada Mbak Puan dan Saya Menghormati PDI Perjuangan
Terakhir, kita maunya mengirim orang yang menerima perusahaan. Kita nggak mau langsung ke majikan. Karena kalau langsung ke majikan kita skip,” tuntasnya