Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menyebut Sekolah Rakyat membutuhkan banyak guru dan tenaga kependidikan pada tahun ajaran 2025/2026. Dia memperkirakan sekolah untuk masyarakat miskin ekstrim itu membutuhkan sekitar 1.600 guru dan tenaga kependidikan.

Gus Ipul sapaan  Saifullah Yusuf menyebut, seluruh guru dan tenaga kependidikan itu disebar di 53 sekolah rakyat yang akan aktif pada tahun ajaran ini. Jumlah tersebut kedepannya bakal terus bertambah seiring bertambahnya jumlah sekolah rakyat.

Baca Juga: Pesawat Kepresidenan Dicat Ulang Mirip Warna Jet Pribadi Prabowo, Istana Beri Penjelasan

"Kalau misalnya mengajukan 53 titik sekolah, itu asumsi dibutuhkan sekitar 1.000 guru. Ditambah kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya, bisa sampai 1.600 orang,” kata Gus Ipul dilansir Selasa (20/5/2025). 

Seperti di sekolah-sekolah pada umumnya, proses perekrutan guru untuk sekolah rakyat juga melalui berbagai prosedur, calon guru dan tenaga kependidikan akan menjalani pelatihan peningkatan kompetensi sebelum ditugaskan di Sekolah Rakyat. Hal ini dilakukan untuk memastikan kualitas pengajaran yang optimal sebelum terjun ke lapangan.

“Pasti ada pelatihan kepada tenaga pendidik Sekolah Rakyat. Ini untuk memastikan kinerja mereka sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,” ujarnya.

Rekrutmen tenaga pendidik akan dilakukan secara bertahap dengan prioritas utama dari jalur ASN dan PPPK. Calon guru dan kepala sekolah harus memenuhi kualifikasi tertentu, termasuk kemampuan bahasa Inggris dan kesiapan mengikuti wawancara seleksi.

"Kami sedang mematangkan mekanisme rekrutmennya. Tidak bisa sembarangan, karena harus sesuai dengan desain pembelajaran yang sudah dirancang,” pungkas Gus Ipul.

Baca Juga: Tahir yang Tetap ‘Untung’ Kendati Dihantam Kerugian Berkali-kali

Sekolah rakyat merupakan program unggulan Presiden Prabowo Subianto yang ditujukan untuk menyediakan akses pendidikan bagi warga miskin dan miskin ekstrem. Sebanyak 53 lokasi Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia siap dibuka pada Juli 2025.