Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak pernah menawarkan namanya ke sejumlah partai politik untuk mengamankan tiket ke Pilkada Jakarta 2024.
Hal ini disampaikan Kaesang untuk membantah pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al Habsyi yang baru-baru ini mengklaim Jokowi sudah mondar-mandir ke sejumlah parpol untuk menawarkan nama putra bungsunya itu. Kaesang bilang omongan Aboe Bakar Al Habsyi adalah pernyataan sesat.
Baca Juga: Golkar Unggulkan Ridwan Kamil untuk Pilkada Jakarta, Kaesang Masuk Radar Cawagub
"Pak Sekjen PKS tidak bicara sesuai fakta. Pak Jokowi tidak pernah menawarkan nama saya ke partai-partai. Silakan cek, atau sebut partai mana yang pernah ditawari Pak Jokowi. Cara-cara seperti itu tidak baik dan ini merupakan kebohongan pada publik" ujar Kaesang dilansir Jumat (28/6/2024).
Kaesang mengatakan, untuk Pilkada Jakarta PSI sendiri tak terlalu kesulitan mengingat partai besutannya itu punya 8 kursi di DPRD DKI Jakarta. Meski jumlah kursi PSI terpaut cukup jauh untuk memenuhi syarat pengusungan calon gubernur dan wakil gubernur yakni sebanyak 22 kursi, namun menurut Kaesang jumlah tersebut adalah modal besar untuk membangun koalisi.
Dia mengatakan, pendapat Aboe Bakar Al Habsyi yang terkesan memojokan dirinya dan Jokowi bisa saja merupakan kode dari PKS untuk menutup pintu koalisi dengan PSI. Kaesang tak mempermasalahkan hal itu.
"PSI kan punya kursi di Jakarta, lumayan ada 8 kursi. Banyak juga partai yang menyodor-nyodorkan jagoannya agar didukung PSI. Pernyataan Sekjen PKS mungkin hendak menutup pintu koalisi dengan PSI, ya nggak apa-apa juga," ujarnya.
Baca Juga: Mengintip Rumah Pensiunan Jokowi di Desa Blulukan Karanganyar yang Sudah Mulai Dikebut
"Sebagai Ketua Umum saya berwenang penuh menentukan siapa yang akan dicalonkan oleh PSI. Kewenangan itu semua ada di Ketua Umum kok, jadi kita tunggu saja. jangan bawa-bawa Presiden lah, yang Ketua Umum kan saya!" tegas Kaesang.
Lebih lanjut Kaesang menegaskan "Kompetisi Pilkada ini sebaiknya dijauhkan dari penyebaran berita bohong, itu merugikan masyarakat. Terlebih lagi akan merugikan pihak yang suka menyebar berita bohong seperti itu. Masayarakat kita sudah cerdas." tutupnya.