Mengalirkan Jiwa Seni di Tengah Dunia Bisnis yang Keras
Ciputra menuturkan, dunia bisnis properti adalah medan yang keras. Deadline ketat, pengawasan lapangan yang disiplin, perhitungan biaya yang presisi, dan strategi dagang yang cermat adalah kesehariannya. Namun, ia menyadari, tanpa sentuhan seni, dunia itu akan terasa kering.
“Jika tidak dialiri denyut seni, dunia saya akan sangat keras. Maka, saya memberikan diri saya ke dalam geliat seni, di antara kesibukan saya,” terangnya.
Kecintaannya pada seni bukan sekadar menikmati karya. Ia bahkan menggagas lahirnya Pasar Seni Ancol, sebuah ruang kreatif di mana seniman bisa menjual karyanya sekaligus menjadikannya studio untuk berkarya. Di sana, masyarakat dapat berinteraksi langsung dengan para seniman.
“Dulu saya rajin menyambangi Pasar Seni dan menikmati obrolan dengan mereka. Selalu ada yang bisa saya bawa pulang. Mereka, para seniman itu, adalah orang-orang yang filosofis,” kenangnya.
Seiring waktu, selera seni Ciputra semakin matang. Ia berkenalan dengan nama-nama besar di dunia seni lukis Indonesia, seperti Affandi, Sudjojono, Basoeki Abdullah, dan banyak lainnya. Namun, ada satu sosok yang meninggalkan kesan paling mendalam baginya, yaitu Hendra Gunawan.
“Lukisannya dahsyat. Objeknya kebanyakan adalah manusia. Ia banyak menampilkan perempuan dalam anatomi yang khas, sensual, dan hidup. Lukisannya memiliki goresan kuas dan warna yang sangat berani. Ekspresif dan hidup,” beber Ciputra.
Dijelaskan Ciputra, pertemuan pertama dirinya dengan karya Hendra terjadi pada pertengahan 1960-an, saat berkunjung ke rumah kerabat di Jakarta Barat. Di ruang tamu, kata dia, terpampang sebuah lukisan besar yang membuatnya terhenti.
“Warnanya berani. Komposisinya dahsyat. Dan, anatomi gambar manusia di dalamnya juga begitu berkarakter. Mata saya tidak berkedip saat menatap lukisan itu. Atraksi goresan kuas dan warnanya benar-benar bercita rasa seni tinggi. Lukisan itu dengan sangat telak menyihir mata saya. Saya terpikat. Saya bertanya tentang lukisan itu dan baru saya ketahui itulah karya Hendra Gunawan,” tutur Ciputra.
Sejak saat itulah, Ciputra pun selalu berusaha memiliki karya sang maestro. Tak banyak yang ia beli, namun setiap lukisan yang didapat memiliki arti khusus. Pertemuan langsung dengan Hendra mengungkapkan sosoknya, yakni pria berambut ikal, tubuh sedang cenderung kurus, murah senyum, bicara seperlunya, dengan suara agak berat.
“Hendra Gunawan melukiskan perasaan sunyinya di dalam karyanya yang kaya warna. la setia pada gaya lukisnya dan hanya mendengarkan suara batinnya. Setelah mengenalnya, saya kemudian kerap bertemu dengannya. Tentu saja saya juga membeli lukisannya setiap bertemu dengannya,” kata Ciputra.
Baca Juga: Transformasi Gaya Kepemimpinan Ciputra, dari Tegas dan Galak Jadi Sabar dan Inspiratif