Wakil presiden ke-10 dan ke-12 RI sekaligus pemilik gurita bisnis di Kalla Group, Jusuf Kalla sempat menjajal sejumlah bisnis, setidaknya ia menjalankan 35 cabang bisnis yang menyasar sejumlah sektor.
Dari semua cabang bisnis yang digeluti, tidak semuanya berjalan mulus sesuai perkiraan awal, bahkan sejumlah bisnis gagal dan tak berkembang. Persentase kesuksesan bisnisnya hanya 25 persen saja.
“Kalau dunia usaha, tidak seluruhnya sukses. Saya hitung-hitung, saya pernah atau menjalani kurang lebih 35 cebang usaha. Macam-macam. Tapi yang berhasil saya kira paling 25 persen,” kata Jusuf Kalla dalam sebuah kesempatan dilansir Olenka.id Senin ( 13/1/2025).
Kendati banyak yang gagal, JK sapaan Jusuf Kalla tak mau begitu saja menyerah pada keadaan, bisnis yang berprogres terus ia genjot dengan tujuan akhir adalah memberi keuntungan sebesar-besarnya, setidaknya keuntungan itu bisa menutup kerugian di perusahaan yang mandek.
“Jadi, sering saya ingatkan kepada anak-anak muda. Sudah anda fokus, perlu fokus,” bebernya.
Tak Ada Pengusaha Instant
Kesuksesan JK membangun kerajaan bisnis di Kalla Group bukan hal enteng semudah membalikan telapak tangan, itu butuh kerja keras dan proses panjang yang menguras keringat. Untuk menggapai posisi bisnisnya yang sekarang ini, JK jatuh bangun menapaki satu demi satu anak tangga, semuanya butuh proses yang melelahkan.
“Jadi pengusaha, itu bertahap juga,” ujarnya.
Baca Juga: Pohon Keluarga Kalla di Bisnis Kalla Group
JK memang sedari belia sudah terjun ke dunia bisnis, maklum saja orang tuanya adalah pengusaha sejak lama, sehingga begitu menuntaskan studi akademiknya JK langsung bergabung di perusahaan keluarganya. Mula-mula ia diangkat menjadi manager, itu bukan jabatan yang terbilang mentereng untuk ukuran JK yang bersatus sebagai putra pemilik perusahaan.
“Begitu tamat sekolah, bapak saya angkat saya manager. Dari manager, naik direktur. Direktur, naik diri dirut,” ujarnya.
Berangkat dari bawah, JK mampu menunjukan performa gemilang hinga ia akhirnya finish pada jabatan komisaris setelah 35 tahun mengabdikan diri perusahaan keluarga.
“Setelah itu berakhir, setelah 35 tahun, berhenti. Dengan jabatan terakhir, komisaris,” ucapnya. T
Terjun ke Politik Tanpa Meninggalkan Dunia Usaha
Setelah lebih dari tiga dekade bergelut di perusahaan keluarga, JK kemudian mencari tantangan lain, dia memilih menjajal belantara politik Tanah Air yang penuh ketidakpastian. Di dunia yang berbeda, JK tetap menyempatkan diri mengurusi perusahaan keluarga, kendati itu tak serutin dulu.
Memang ia tak terlibat langsung, namun JK tetap menjadi aktor penting di balik layar atas berbagai kesuksesan perusahaan keluarga itu. Dia sesekali menengok performa perusahaan untuk memastikan bahwa semuanya dalam keadaan baik-baik saja. JK tak benar-benar meninggalkan dunia usaha walau karier politiknya menanjak mulus sampai menembus istana. Ia dua kali menjadi wakil presiden.
Baca Juga: Jokowi Menjawab Tudingan PDI-P
“Setelah itu masuk politik. Ini, ya tentu liat-liat sedikitlah dunia usaha. Tidak terlibat langsung,” ujarnya.
Setelah purna tugas di dunia politik JK tak lagi menyibukan diri mengurusi perusahaan yang sudah berkembang pesat itu, kini ia duduk manis menikmati hari tuanya. Tugas negara dan perusahaan sukses ia emban
“Setelah itu (purna tugas dari wapres) tidak bisa lagi. Berhenti di situ,” tutupnya.